BAB I
PENDAHULUAN
- Latar belakang masalah
Akhir-akhir ini kita masyarakat indonesia sudah
mulai tidak perduli terhadap tata bahasa Indonesia. Salah satunya dalam
penggunaan tanda baca dalam bahasa Indonesia. Dan kita mengetahui tanda baca
tersebut sangat penting dalam penggunaan bahasa sehingga lebih jelas makna dan
tujuannya.
Terlebih sekarang ini sudah banyak siswa yang
tidak mengerti dalam penggunaan tanda baca pada bahasa Indonesia. Dan bukan
hanya itu, bahkan Guru-Guru bahasa Indonesia saja masih banyak yang melakukan
kesalahan-kesalahan pada penggunaannya. Jadi hal tersebut perlu kita perbaiki
agar kedepannya lebih baik.
- Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka saya
dapat merumuskan masalah tersebut dengan beberapa pertanyaan seperti di bawah
ini :
a.
Apa yang menyebabkan para siswa
sekarang banyak yang tidak mengerti dalam penggunaan tanda baca dalam bahasa
indonesia?
b.
Mengapa peserta didik sering
melakukan kesalahan dalam penggunaan tanda baca tersebut?
c.
Sejauh mana kemampuan siswa
dalam memahami dan menggunakan tanda baca tersebut?
- Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan ini dilakukan adalah :
1.
Untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan siswa dalam menggunakan tanda baca tersebut.
Untuk mengetahui batas-batas ilmu yang dimiliki oleh siswa dan Guru
bahasa Indonesia dalam menggunakan tanda baca tersebut.
- Pembatasan penulisan
Pembatasan penulisan di dalam masalah ini adalah “ Kemampuan siswa dan
Guru bahasa Indonesia dalam menggunakan tanda baca”
- Manfaat penulisan
Sebagai penambah ilmu pengetahuan bagi saya
sebagai peserta didik dan juga sebagai motivasi untuk Guru dan peserta didik
lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
TANDA BACA PADA BAHASA INDONESIA
Tanda Titik (.)
1. tanda
titik dipakai pada akhir
kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh: Saya suka makan nasi.
Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.
Contoh: Saya suka makan nasi.
Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.
2. Tanda titik dipakai pada akhir
singkatan nama orang.
Contoh:
Contoh:
- Irwan S. Gatot
Apabila nama itu
ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh: Anthony Tumiwa
Contoh: Anthony Tumiwa
3. Tanda titik dipakai pada akhir
singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
Contoh:
- Dr. (doktor)
4. Tanda titik dipakai pada
singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang
terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
Contoh:
- dll. (dan lain-lain)
5. Tanda titik dipakai untuk
memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka
waktu.
Contoh:
Contoh:
- Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
6. Tanda titik dipakai untuk
memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.
Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.
Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara
unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
3a. Tanda koma dipakai untuk
memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut
mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
Contoh:
- Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
3b. Tanda koma tidak dipakai
untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut
mengiringi induk kalimat.
Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
4. Tanda koma dipakai di belakang
kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat.
Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun
begitu, akan tetapi.
Contoh:
Contoh:
- Oleh karena itu, kamu harus datang.
5. Tanda koma dipakai di belakang
kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
contoh:
contoh:
- Wah, bukan main.
6. Tanda koma dipakai untuk
memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
7. Tanda koma dipakai di antara
(i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan
(iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh:
Contoh:
- Medan, 18 Juni 1984
8. Tanda koma dipakai untuk
menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
9. Tanda koma dipakai di antara
bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
Contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
10. Tanda koma dipakai di antara
nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari
singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
contoh: Rinto Jiang, S.E.
contoh: Rinto Jiang, S.E.
11. Tanda koma dipakai di muka
angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:
Contoh:
- 33,5 m
- Rp10,50
12. Tanda koma dipakai untuk
mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
13. Tanda koma dipakai untuk
menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
14. Tanda koma tidak dipakai
untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam
kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.
contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.
Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk
memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga.
Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti
kata penghubung.
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.
Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dipakai pada
akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh:
Contoh:
- Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata
atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua : Borgx
Wakil Ketua : Hayabuse
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex : "Siap, Boss!"
Contoh:
Ketua : Borgx
Wakil Ketua : Hayabuse
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex : "Siap, Boss!"
4. Tanda titik dua dipakai (i) di
antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam
kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh:
(ii) Surah Yasin:9
5. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
Contoh:
(ii) Surah Yasin:9
5. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
6. Tanda titik dua tidak dipakai
kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri
pernyataan.
Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung menyambung
unsur-unsur kata ulang.
Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
2. Tanda hubung menyambung huruf
kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh:
Contoh:
- p-e-n-g-u-r-u-s
- 8-4-1973
3. Tanda hubung dapat dipakai untuk
memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
Bandingkan:
Bandingkan:
- ber-evolusi dengan be-revolusi
- Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
4. Tanda hubung dipakai untuk
merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf
kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, (d)
singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan
rangkap.
Contoh:
Contoh:
- se-Indonesia
- hadiah ke-2
- tahun 50-an
5. Tanda hubung dipakai untuk
merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh:
Contoh:
- di-charter
- pen-tackle-an
Tanda Pisah (–, —)
1a. Tanda pisah em (—)
membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di
luar bangun kalimat.
Contoh: Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar.
Contoh: Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar.
1b. Tanda pisah em (—)
menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi
lebih tegas.
Contoh:
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
Contoh:
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
2a. Tanda pisah en (–)
dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di
antara dua nama kota
yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh:
Contoh:
- 1919–1921
- Medan–Jakarta
2b. Tanda pisah en (–) tidak
dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau bersama tanda
kurang (−).
Contoh:
Contoh:
- dari halaman 45 sampai 65, bukan dari halaman 45–65
- antara tahun 1492 dan 1499, bukan antara tahun 1492–1499
- −4 sampai −6 °C, bukan −4–−6 °C
Tanda Elipsis (...)
1. Tanda elipsis dipakai dalam
kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk menuliskan naskah drama.
Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa
dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan, misalnya dalam
kutipan langsung.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
Jika bagian yang
dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga
buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat.
Contoh: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....
Contoh: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....
Tanda Tanya (?)
1. Tanda tanya dipakai pada akhir
tanya.
Contoh:
Contoh:
- Kapan ia berangkat?
Penggunaan kalimat
tanya tidak lazim dalam tulisan ilmiah.
2. Tanda tanya dipakai di dalam
tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang
dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
Contoh:
- Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
- Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah
ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh:
Contoh:
- Bersihkan meja itu sekarang juga!
- Merdeka!
Oleh karena itu,
penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam tulisan ilmiah atau
ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan atau
transkripsi drama.
Tanda Kurung ((...))
1. Tanda kurung mengapit keterangan
atau penjelasan.
Contoh: Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.
Contoh: Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.
2. Tanda kurung mengapit keterangan
atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh:
Contoh:
- Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem satelit domestik di Indonesia.
- Pertumbuhan penjualan tahun ini (lihat Tabel 9) menunjukkan adanya perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.
3. Tanda kurung mengapit huruf atau
kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh:
Contoh:
- Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a)
- Pembalap itu berasal dari (kota) Medan.
4. Tanda kurung mengapit angka atau
huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (c) promosi.
Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (c) promosi.
Hindari penggunaan dua
pasang atau lebih tanda kurung yang berturut-turut. Ganti tanda kurung dengan
koma, atau tulis ulang kalimatnya.
Contoh:
Contoh:
- Tidak tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) (dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv) merupakan seorang pemimpin Ukraina.
- Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919), dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv, merupakan seorang pemimpin Ukraina.
- Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) merupakan seorang pemimpin Ukraina. Dia juga dikenal sebagai Matviy Hryhoriyiv.
Tanda Kurung Siku ([...])
1. Tanda kurung siku mengapit huruf,
kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian
kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau
kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
2. Tanda kurung siku mengapit keterangan
dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.
Tanda Petik ("...")
1. Tanda petik mengapit petikan
langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh:
Contoh:
- "Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
- Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia."
2. Tanda petik mengapit judul
syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh:
Contoh:
- Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
- Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA" diterbitkan dalam Tempo.
3. Tanda petik mengapit istilah
ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh:
Contoh:
- Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
- Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai".
4. Tanda petik
penutup
mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu."
Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu."
5. Tanda baca penutup
kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang
mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat
atau bagian kalimat.
Contoh:
Contoh:
- Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".
- Bang Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya.
Tanda Petik Tunggal ('...')
1. Tanda petik
tunggal
mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh:
Contoh:
- Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
2. Tanda petik
tunggal
mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Contoh: feed-back 'balikan'
Contoh: feed-back 'balikan'
Tanda Garis Miring (/)
1. Tanda garis miring dipakai di dalam
nomor surat dan
nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun
takwim.
Contoh:
Contoh:
- No. 7/PK/1973
- tahun anggaran 1985/1986
2. Tanda garis miring dipakai sebagai
pengganti kata tiap, per atau sebagai tanda bagi dalam pecahan
dan rumus matematika.
Contoh:
Contoh:
- harganya Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap lembar)
- kecepatannya 20 m/s (kecepatannya 20 meter per detik)
Tanda garis miring sebaiknya tidak
dipakai untuk menuliskan tanda aritmetika dasar dalam prosa. Gunakan tanda
bagi ÷ .
Contoh: 10 ÷ 2 = 5.
Contoh: 10 ÷ 2 = 5.
Di dalam rumus
matematika yang lebih rumit, tanda garis miring atau garis pembagi dapat
dipakai.
Contoh: .
Contoh: .
3. Tanda garis miring sebaiknya tidak
dipakai sebagai pengganti kata atau.
Tanda Penyingkat (Apostrof)(')
Tanda penyingkat menunjukkan
penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh:
Contoh:
- Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)
- Malam 'lah tiba. ('lah = telah)
Sebaiknya bentuk ini tidak
dipakai dalam teks prosa biasa.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pemakaian
tanda baca ini mulai diperkenalkan kepada khalayak pada tahun 1978 dengan
maksud agar dapat dimanfaatkan sebagai pedoman dalam menggunakan ejaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Walaupun demikian masih banyak pemakai bahasa
Indonesia yang belum mampu memahami isinya seperti yang diharapkan sesuai
dengan tata bahasa Indonesia yang sudah ditetapkan.
Atas
dasar itulah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan
Keputusan nomor : 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987. Keputusan itulah yang
mendasari usaha penyempurnaan ini.
Saran
Dengan
mempelajari penggunaan tanda baca ini, diharapkan kepada seluruh peserta didik
dan juga Guru bahasa Indonesia lebih mengerti dalam penggunaannya di dalam tata
bahasa Indonesia. Dan diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dalam ilmu
bahasa Indonesia. Disamping itu, saya juga mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca sehingga saya dapat lebih mengerti dan tahu akan ilmu dalam bahasa
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
§
Pedoman umum ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan, (Edisi
Kedua) berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, Nomor : 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987.
·
http/www.Penggunaan tanda baca dalam bahasa Indonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar