1.1.PENGERTIAN
Apendiks adalah ujung
seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm (4 inci), melekat pada sekum
tepat di bawah katup ileosekal. Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri
secara teratur ke dalam sekum. Karena pengosongannya tidak efektif dan lumennya
kecil, apendiks cenderung menjadi tersumbat dan rentan terhadap infeksi
(Apendiksitis). Appendiks
akut adalah peradangan dari appendiks vermiformis yang merupakan
penyebab umum dari akut abdomen (Junaidi, dkk).
Apendiksitis adalah inflamasi apendiks, suatu
bagian seperti kantung yang non-fungsional terletak dibagian interior sekum (
Ester Monica , 2002 : 63).Apendiksitis
merupakan peradangan pada apendiks (umbai cacing).
Appendisitis akut adalah keadaan yang disebabkan oleh
peradangan yang mendadak pada suatu appendiks ( Baratajaya).
Appendektomi adalah
pengangkatan terhadap apendiks terimflamasi dengan prosedur atau pendekatan
endoskopi.
1.2.ANATOMI FISIOLOGI
Embriologi appendiks berhubungan dengan caecum, tumbuh
dari ujung inferiornya. Tonjolan appendiks pada neonatus berbentuk kerucut yang
menonjol pada apek caecum sepanjang 4,5 cm. Pada orang dewasa panjang appendiks
rata-rata 9 – 10 cm, terletak posteromedial caecum kira-kira 3 cm inferior
valvula ileosekalis. Posisi appendiks bisa retrosekal, retroileal,subileal atau
dipelvis, memberikan gambaran klinis yang tidak sama. Persarafan para simpatis
berasal dari cabang nervus vagus yang mengikuti arteri mesenterika superior
dari arteri appendikkularis, sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus
torakalis x, karena itu nyeri viseral pada appendiks bermula sekitar umbilikus.
Perdarahan pada appendiks berasal dari arteri appendikularis yang merupakan
artei tanpa kolateral. Jika arteri ini tersumbat, misalnya trombosis pada
infeksi maka appendiks akan mengalami gangren.Appendiks menghasilkan lendir 1 –
2 ml perhari yang bersifat basa mengandung amilase, erepsin dan musin. Lendir
itu secara normal dicurahkan ke dalam bumen dan selanjutnya mengalir ke caecum.
Hambatan aliran lendir di muara appendiks berperan pada patofisiologi
appendiks.
Imunoglobulin sekretor yang dihasilkan oleh GALT (Gut
Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat disepanjang saluran cerna termasuk
appendiks, ialah Ig A. Imunglobulin itu sangat efektif sebagai perlindungan
terhadap infeksi tapi pengangkatan appendiks tidak mempengaruhi sistem
Imunoglobulin tubuh sebab jaringan limfe kecil sekali jika dibandingkan dengan
jumlah disaluran cerna dan seluruh tubuh.
1.3.ETIOLOGI
Penyebab
paling umum dari apendisitis adalah obstruksi lumen oleh feses, yang akhirnya
merusak suplai darah dan merobek mukosa yang menyebabkan inflamasi (Ester
Monica, 2002 : 63).
Lumen yang
biasanya oleh fekal dan merangsang mengeluarkan sekret mukus yang mengakibatkan
pembengkakan. Penyebab apendisitis juga bisa terjadi karena tumor, cacing,
virus dan bakteri yang masuk ke apendik dan menyebabkan apendik membengkak
karena mukus yang banyak keluar.
Dari
penjelasan di atas sebab-sebab
apendisitis adalah :
- Obstruksi lumen oleh feses
- Fekalit dalam lumen appendik
- Tumor
- Cacing
- Virus atau bakteri
Etiologi
appendisitis menurut Inayah Iin (2004 : 196) adalah :
- Diet kurang serat
- Batu
- Tumor
- Cacing atau parasit
- Infeksi usus
- Benda asing
1.4.FAKTOR
RESIKO
1. Faktor
biologi
-
Usia (15-30 tahun)
- Pria dewasa muda (beresiko 1,5 kali lebih besar
dari wanita dewasa muda)
- Ras kulit putih
- Apendiks yang panjang dengan posisi retrocaecal
- Tumor primer pada dinding apendiks
- Megakolon kongenital (pada neonatus)
2.
Faktor lingkungan
- Obstruksi lumen akibat infeksi
bakteri, virus, parasit, cacing, dan benda asing
- Higiene dan sanitasi lingkungan
yang kurang baik
- Sosial ekonomi menengah ke atas
3.
Faktor perilaku
- Kebiasaan makan makanan rendah serat
- Obesitas
- Merokok
- Keterlambatan dalam mencari pengobatan
4.
Faktor pelayanan kesehatan
- Minimnya pengetahuan petugas kesehatan
- Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai
- Keterlambatan dalam diagnosis dan terapi
- Kekeliruan dalam diagnosis dan terapi
- Tidak adanya program yang adekuat dalam proses
skrining awal penyakit.
1.5.FATOFISIOLOGI
Penyebab
utama apendiksitis adalah obstruksi penyumbatan yang dapat disebabkan oleh
hiperplasia dari folikel limfoid merupakan penyebab terbanyak,adanya fekalit
dalam lumen apendiks. Adanya benda asing seperti cacing, stiktura karena
fibrosis akibat peradangan sebelumnya, sebab lain misalnya keganasan (karsinoma
karsinoid).
Apendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat atau tersumbat, kemungkinan oleh fekalit (massa keras dari feses), tumor, atau benda asing. Proses imflamasi meningkatkan tekanan intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat secara progesif dalam beberapa jam, terlokalisasi di kuadran kanan bawah dari abdomen. Akhirnya apendiks yang terimflamasi berisi pus.
Apendiksitis akut setelah 24 jam dapat menjadi:
1.Sembuh
2.Kronik
3.Perforasi
4.Infiltrat → abses
Apendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat atau tersumbat, kemungkinan oleh fekalit (massa keras dari feses), tumor, atau benda asing. Proses imflamasi meningkatkan tekanan intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat secara progesif dalam beberapa jam, terlokalisasi di kuadran kanan bawah dari abdomen. Akhirnya apendiks yang terimflamasi berisi pus.
Apendiksitis akut setelah 24 jam dapat menjadi:
1.Sembuh
2.Kronik
3.Perforasi
4.Infiltrat → abses
1.6.
TANDA DAN
GEJALA
- Rasa lelah dan anoreksia.
- Rasa tidak nyaman pada epigastrium, diikuti oleh rasa tidak nyaman di periumbilicus baik akibat nyeri peradangan atau kolik dan tidak bergantung pada lokasi apendik.
- Demam ringan disertai mual dan kadang muntah.
- Nyeri pada kuadran kanan bawah sekitar 30 % pasien apendiks mungkin terletak di lokasi lain.
1.7.KLASIFIKASI
Macam-macam
apendiks menurut Inayah Iin (2004 : 196) adalah :
- Apendisitis
atipikal
Berhubung dengan posisi, usia atau keadaan lain seperti kehamilan. - Apendisitis
retrosekal dan retroileal
Gejala : Radang, sakit tidak hebat, batuk, saat berjalan tidak terasa sakit, nyeri epigastrium, sering buang air kecil akibat iritasi pada ureter, sedikit terasa nyeri pada pinggang sebelah kanan. - Apendisitis
pelvik
Gejala : Sakit yang hebat, nyeri epigastrium, sering buang air kecil dan defekasi, disuria dan diare, tidak ada nyeri tekan, nyeri rektal atau vagina. - Apendisitis
obstruktif
Gejala : Sakit kejang hebat (kolik) akibat obstruksi uus halus dan terjadi gangren yang akhirnya terjadi oklusi akut pembuluh mesenterial. - Apendisitis
bizar
Akibat malnutrisi usus. - Apendisitis
para orang tua
Gejala : Keluhan samar-samar, terlambat berobat, demam ringan, stadium lebih lanjut. - Apendisitis
kehamilan
Gejala : Sakit tekan di bawah kanan di perut, trimester ke-3.
Apendiksitis
dibagi menjadi 2 yaitu :
- Apendisitis
non obstruktif (Catarrhal)
Inflamasi pada membran mukosa dan folikel limfe, tetapi lumen appendik tetap terbuka sehingga memungkinkan drainage. Pada keadaan ini terjadi nyeri daerah umbilikus yang samar-samar sedikit mual dan kadang-kadang muntah, sehingga sering dianggap sebagai salah cerna. - Apendisitis
obstruktif (supuratif)
Pada tipe ini tidak saja terjadi inflamasi seperti pada appendisitis non-obstruktif tetapi juga terdapat penyumbatan lumen misalnya cacing gelang, fekalit atau bahkan oleh folikel limfe yang membesar serta menonjol ke dalam lumen tersebut. Keadaan ini menimbulkan penutupan rongga sehingga terjadi distensi yang mengakibatkan gangren dan perforasi pada dinding apendik. Keadaan ini rasa nyeri dirasakan semakin tajam dan terjadi peningkatan leukosit
1.8.KOMPLIKASI
·
Peritonitis.
·
Dehidrasi.
·
Obstruksi usus.
·
Abses appendiks.
·
Plebitis (tromboplebitis septik vena porta yang akan
mengakibatkan demam, panas tinggi dan ikterus).
Penulis: Nelly Sitanggang (Akper Sari Mutiara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar