Laman

Jumat, 01 Februari 2013

Apendiks


1.1.PENGERTIAN
Apendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm (4 inci), melekat pada sekum tepat di bawah katup ileosekal. Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri secara teratur ke dalam sekum. Karena pengosongannya tidak efektif dan lumennya kecil, apendiks cenderung menjadi tersumbat dan rentan terhadap infeksi (Apendiksitis). Appendiks akut adalah peradangan dari appendiks vermiformis yang merupakan penyebab umum dari akut abdomen (Junaidi, dkk).
Apendiksitis adalah inflamasi apendiks, suatu bagian seperti kantung yang non-fungsional terletak dibagian interior sekum ( Ester Monica , 2002 : 63).Apendiksitis merupakan peradangan pada apendiks (umbai cacing).
Appendisitis akut adalah keadaan yang disebabkan oleh peradangan yang mendadak pada suatu appendiks ( Baratajaya).
Appendektomi adalah pengangkatan terhadap apendiks terimflamasi dengan prosedur atau pendekatan endoskopi.
1.2.ANATOMI  FISIOLOGI

                  
      Embriologi appendiks berhubungan dengan caecum, tumbuh dari ujung inferiornya. Tonjolan appendiks pada neonatus berbentuk kerucut yang menonjol pada apek caecum sepanjang 4,5 cm. Pada orang dewasa panjang appendiks rata-rata 9 – 10 cm, terletak posteromedial caecum kira-kira 3 cm inferior valvula ileosekalis. Posisi appendiks bisa retrosekal, retroileal,subileal atau dipelvis, memberikan gambaran klinis yang tidak sama. Persarafan para simpatis berasal dari cabang nervus vagus yang mengikuti arteri mesenterika superior dari arteri appendikkularis, sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus torakalis x, karena itu nyeri viseral pada appendiks bermula sekitar umbilikus. Perdarahan pada appendiks berasal dari arteri appendikularis yang merupakan artei tanpa kolateral. Jika arteri ini tersumbat, misalnya trombosis pada infeksi maka appendiks akan mengalami gangren.Appendiks menghasilkan lendir 1 – 2 ml perhari yang bersifat basa mengandung amilase, erepsin dan musin. Lendir itu secara normal dicurahkan ke dalam bumen dan selanjutnya mengalir ke caecum. Hambatan aliran lendir di muara appendiks berperan pada patofisiologi appendiks.

      Imunoglobulin sekretor yang dihasilkan oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat disepanjang saluran cerna termasuk appendiks, ialah Ig A. Imunglobulin itu sangat efektif sebagai perlindungan terhadap infeksi tapi pengangkatan appendiks tidak mempengaruhi sistem Imunoglobulin tubuh sebab jaringan limfe kecil sekali jika dibandingkan dengan jumlah disaluran cerna dan seluruh tubuh.

1.3.ETIOLOGI

Penyebab paling umum dari apendisitis adalah obstruksi lumen oleh feses, yang akhirnya merusak suplai darah dan merobek mukosa yang menyebabkan inflamasi (Ester Monica, 2002 : 63).
Lumen yang biasanya oleh fekal dan merangsang mengeluarkan sekret mukus yang mengakibatkan pembengkakan. Penyebab apendisitis juga bisa terjadi karena tumor, cacing, virus dan bakteri yang masuk ke apendik dan menyebabkan apendik membengkak karena mukus yang banyak keluar.
Dari penjelasan  di atas sebab-sebab apendisitis adalah :
  1. Obstruksi lumen oleh feses
  2. Fekalit dalam lumen appendik
  3. Tumor
  4. Cacing
  5. Virus atau bakteri
Etiologi appendisitis menurut Inayah Iin (2004 : 196) adalah :
  1. Diet kurang serat
  2. Batu
  3. Tumor
  4. Cacing atau parasit
  5. Infeksi usus
  6. Benda asing

 1.4.FAKTOR RESIKO

1.      Faktor biologi

-          Usia (15-30 tahun)
-    Pria dewasa muda (beresiko 1,5 kali lebih besar dari wanita dewasa muda)
-    Ras kulit putih
-    Apendiks yang panjang dengan posisi retrocaecal
-    Tumor primer pada dinding apendiks
-    Megakolon kongenital (pada neonatus)

2.      Faktor lingkungan
-     Obstruksi lumen akibat infeksi bakteri, virus, parasit, cacing, dan benda asing
-     Higiene dan sanitasi lingkungan yang kurang baik
-     Sosial ekonomi menengah ke atas
3.      Faktor perilaku
-    Kebiasaan makan makanan rendah serat
-    Obesitas
-    Merokok
-    Keterlambatan dalam mencari pengobatan
4.      Faktor pelayanan kesehatan
-    Minimnya pengetahuan petugas kesehatan
-    Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai
-    Keterlambatan dalam diagnosis dan terapi
-    Kekeliruan dalam diagnosis dan terapi
-    Tidak adanya program yang adekuat dalam proses skrining awal penyakit.
 
1.5.FATOFISIOLOGI

Penyebab utama apendiksitis adalah obstruksi penyumbatan yang dapat disebabkan oleh hiperplasia dari folikel limfoid merupakan penyebab terbanyak,adanya fekalit dalam lumen apendiks. Adanya benda asing seperti cacing, stiktura karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya, sebab lain misalnya keganasan (karsinoma karsinoid).
Apendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat atau tersumbat, kemungkinan oleh fekalit (massa keras dari feses), tumor, atau benda asing. Proses imflamasi meningkatkan tekanan intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat secara progesif dalam beberapa jam, terlokalisasi di kuadran kanan bawah dari abdomen. Akhirnya apendiks yang terimflamasi berisi pus.
Apendiksitis akut setelah 24 jam dapat menjadi:
1.Sembuh
2.Kronik
3.Perforasi
4.Infiltrat → abses

1.6. TANDA DAN GEJALA

  • Rasa lelah dan anoreksia.
  • Rasa tidak nyaman pada epigastrium, diikuti oleh rasa tidak nyaman di periumbilicus baik akibat nyeri peradangan atau kolik dan tidak bergantung pada lokasi apendik.
  • Demam ringan disertai mual dan kadang muntah.
  • Nyeri pada kuadran kanan bawah sekitar 30 % pasien apendiks mungkin terletak di lokasi lain.

 1.7.KLASIFIKASI

Macam-macam apendiks menurut Inayah Iin (2004 : 196) adalah :
  • Apendisitis atipikal
    Berhubung dengan posisi, usia atau keadaan lain seperti kehamilan.
  • Apendisitis retrosekal dan retroileal
    Gejala : Radang, sakit tidak hebat, batuk, saat berjalan tidak terasa sakit, nyeri epigastrium, sering buang air kecil akibat iritasi pada ureter, sedikit terasa nyeri pada pinggang sebelah kanan.
  • Apendisitis pelvik
    Gejala : Sakit yang hebat, nyeri epigastrium, sering buang air kecil dan defekasi, disuria dan diare, tidak ada nyeri tekan, nyeri rektal atau vagina.
  • Apendisitis obstruktif
    Gejala : Sakit kejang hebat (kolik) akibat obstruksi uus halus dan terjadi gangren yang akhirnya terjadi oklusi akut pembuluh mesenterial.
  • Apendisitis bizar
    Akibat malnutrisi usus.
  • Apendisitis para orang tua
    Gejala : Keluhan samar-samar, terlambat berobat, demam ringan, stadium lebih lanjut.
  • Apendisitis kehamilan
    Gejala : Sakit tekan di bawah kanan di perut, trimester ke-3.
Apendiksitis dibagi menjadi 2 yaitu :
  • Apendisitis non obstruktif (Catarrhal)
    Inflamasi pada membran mukosa dan folikel limfe, tetapi lumen appendik tetap terbuka sehingga memungkinkan drainage. Pada keadaan ini terjadi nyeri daerah umbilikus yang samar-samar sedikit mual dan kadang-kadang muntah, sehingga sering dianggap sebagai salah cerna.
  • Apendisitis obstruktif (supuratif)
    Pada tipe ini tidak saja terjadi inflamasi seperti pada appendisitis non-obstruktif tetapi juga terdapat penyumbatan lumen misalnya cacing gelang, fekalit atau bahkan oleh folikel limfe yang membesar serta menonjol ke dalam lumen tersebut. Keadaan ini menimbulkan penutupan rongga sehingga terjadi distensi yang mengakibatkan gangren dan perforasi pada dinding apendik. Keadaan ini rasa nyeri dirasakan semakin tajam dan terjadi peningkatan leukosit
1.8.KOMPLIKASI
·         Peritonitis.
·         Dehidrasi.
·         Obstruksi usus.
·         Abses appendiks.
·         Plebitis (tromboplebitis septik vena porta yang akan mengakibatkan demam, panas tinggi dan ikterus).

Penulis: Nelly Sitanggang (Akper Sari Mutiara)

Tidak ada komentar: