Laman

Jumat, 01 Februari 2013

DENGUE HAEMORHAGIC FEVER (DHF)


ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DHF
(DENGUE HAEMORHAGIC FEVER)

OLEH:
NELLY SITANGGANG
DP:Ns. FLORA SIJABAT,Skep


AKADEMI KEPERAWATAN
SARI MUTIARA,MEDAN
2011/2012





BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampai saat ini penyakit DHF masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Angka kesakitan dan kematian DBD di berbagai Negara sangat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, seperti: status kekebalan dari populasi, kepadatan Vektor dan frekuensi penularan (seringnya terjadi penular Venus Dengue), Prevalensi Serotype Virus Dengue dan keadaan cuaca. Penderita penyakit DHF jika tidak mendapat perawatan yang memadai dapat mengalami pendarahan yang hebat, syok dan dapat mengakibatkan kematian. Oleh karena itu semua kasus DHF sesuai dengan criteria WHO harus mendapat perawatan di tempat pelayanan kesehatan ataupun Rumah Sakit.
Sebenarnya penyakit DHF dapat dicegah dengan menghindari gigitan nyamuk Aedes Aegypti atau Aedes Algopicna. Selain itu pencegahan dapat dilakukan dengan mengupayakan perbaikan lingkungan yaitu melenyapkan tempat bertelur dan beristirahatnya nyamuk, baik secara alami ataupun menggunakan insektisida.
Banyak factor yang mempengaruhi kejadian penyakit DHF antara lain: factor hospes (host), lingkungan (environment) dan factor virus itu sendiri. Faktor hospes yaitu kerentanan (susceptibility) dan respon imun. Factor lingkungan (environment) yaitu kondisi geografis (ketinggian dari permukaan laut, curah hujan, angin, kelembaban, musim), kondisi demografis (kepadatan mobilitas, perilaku, adat istiadat, sosekonomi, penduduk), jenis dan kepadatan nyamuk sebagai penular penyakit.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang yang telah diuraikan diatas,maka masalah yang akan dikaji adalah Asuhan keperawatan DHF yang  terjadi pada anak-anak dan cara pencegahannya.

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk memahami konsep dsar mengenai DHF yang meliuti pengertian, etiologi,
epidemologi, patofisiologi, manifestasi klinis serta penatalaksanaan dengan klien DHF.
2.   Untuk mengetahui diagnosa yang mungkin terjadi pada klien DHF.
3. Untuk memahami pemberian asuhan keperawatan yang rasional pada klien
dengan DHF berdasarkan diagnosa yang disusun
  
D. Manfaat penelitian
1. Bagi peneliti
      Memberikan informasi,pengalaman dan pengetahuan peneliti dalam melakukan penelitian.
2. Bagi masyarakat
Untuk menambah pengetahuan,khususnya ibu-ibu tentang penyakit DHF agar dapat dilakukan pencegahan pada anaknya

 
BAB II
LANDASAN TEORITIS MEDIS
DENGUE HAEMORHAGIC FEVER (DHF)

1.1.PENGERTIAN
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy,1995 ).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Seoparman , 1990).
DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick manson,2001).
1.2.ETIOLOGI

      Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kamatian, terutama pada anak serta sering menimbulkan wabah. Dalam siklus hidupnya, Aedes aegypti mengalami empat staduim yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Stadium telur, larva dan pupa hidup di dalam air tawar yang jernih serta tenang. Tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti yaitu tempat dimana nyamuk Aedes aegypti meletakkan telurnya terdapat di dalam rumah (indoor) maupun diluar rumah (outdoor). Tempat perindukan yang ada di dalam rumah yang paling utama adalah tempat-tempat penampungan air. Sedangkan tempat perindukan yang ada di luar rumah (halaman) adalah kaleng bekas, botol, dll.
         Faktor-faktor risiko pada DHF (WHO,2004): Status imun setiap individu
Strain/serotipe yang menginfeksi usia pasien.

1.3.PATOFISIOLOGI
Infeksi virus dengue

         Kompleks virus – antibodi                           Depresi sumsun tulang
                                                                                            
              Aktivasi komplemen                           Perdarahan trombositopenia
                            
            Pelepasan antihistamin
                            
   Permeabilitas membran meningkat
                            
               Kebocoran plasma                                                 
                     Hipokalemi
                            
     Renjatan hipokalemia, hipotensi
                            
               Asidosis metabolik
(Suriadi, S.Kp, 2001; 58)
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a,dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.
Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan factor penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah , menurunnya volume plasma , terjadinya hipotensi , trombositopenia dan diathesis hemorrhagic , renjatan terjadi secara akut.
Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoxia jaringan, acidosis metabolic dan kematian.
1.4.TANDA DAN GEJALA

Ø  Demam tinggi selama 5 – 7 hari
Ø  Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.
Ø  Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma.
Ø  Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.
Ø  Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.
Ø  Sakit kepala.
Ø  Pembengkakan sekitar mata.
Ø  Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.
Ø  Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah       menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).

1.5.KLASIFIKASI
a.       Kriteria klinis DHF menurut WHO 1986:
·         Demam akut, yang tetap tinggi selama 2 – 7 hari kemudian turun secara lisis. Demam disertai gejala yang tidak spesifik mis: anoreksia, malaise, nyeri pada punggung, tulang persendian dan kepala
·         Manifestasi pendarahan mis: uji torniket (+), petekie, ekimosis, epitaksis, pendarahan gusi, hematemesis, melena
·         Pembesaran hati dan nyeri tekan pada ikterus
·         Dengan / tanpa renjatanrenjatan yang terjadi pada saat demam biasanya mempunyai prognosis yang buruk
·         Kenaikan nilai hemotokrit (hemokosenirasi) sedicirnya 20%.
(Arief Mansjoer, dkk, 2001; 429)
b.      Derajat beratnya DHF secara klinis dibagi sebagai berikut:
·         Derajat I (ringan) terdapat demam mendadak selama 2 – 7 hari disertai gejala klinis lain dengan manifestasi pendarahan teringan yang uji turniket (+) (cara uji turniket ialah pasang manset tensimeter pada elngan atas dan pompa sampai air raksa mencapai pertengahan tekanan sistolik dan diastolik, biarkan selama 5 menit. Bila setelah manset dibuka terdapat lebih dari 20 petekia pada daerah lengan bawah dengan diameter 2,8 cm dinyatakan positif)
·         Derejat II (sedang) ditemukan pendarahan akut dan manifestasi pendarahan lain
·         Derajat III ditemukan tanda-tanda renjatan
·         Derajat IV terdapat dengue shock syndrome dengan nadi dan TD yang tidak terukur
 (Ngastiyah, 2005; 343)

1.6.PENATALAKSANAAN
1.      DBD tanpa renjatan :
a.       Tirah baring
b.      Makanan lunak ditambah banyak minum 1,5-2 Ltr dalam 24 jam
c.       Medika mentosa yang bersifat symptomatis, kompres dingin + alkohol 70%
d.      Antibiotik (jika terjadi infeksi sekunder)
e.       Antikejang
2.      DBD dengan tanda renjatan :
a.       Pemasangan infus : RL 10-20 ml/Kg kurang dari 20 menit, diulangi jika perlu. Jika membaik diganti menjadi 10 ml/Kg per jam. Jika tidak membaik diberikan O2 dan segera cek Ht. Jika Ht meninggi berikan cairan plasma 20-30ml/Kg kemudian 10-20ml/Kg per jam membaik dan vital sign sudah mulai teraba.
b.      Transfusi darah pada Pasien dengan pendarahan gastrointestinal.
c.       Observasi keadaan umum : nadi, TD, suhu dan pernafasan tiap jam
d.      Pada pasien dengan renjatan berat dan berulang perlu dirawat di ruang ICU dan dipasang Central venous pressure (CVP) untuk mengukur vena sentral.

 1.7.KOMPLIKASI

Adapun komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya :
a. Perdarahan luas.
b. Shock atau renjatan.
c. Effuse pleura
d. Penurunan kesadaran
 

BAB III
LANDASAN TEORITIS KEPERATAN
DENGUE HAEMORHAGIC FEVER (DHF)

2.1. PENGKAJIAN
2.1.1. ANAMNESE
               a)      Identitas
               b)      Keluhan utama
               c)      Riwayat penyakit sekarang
               d)     Riwayat penyakit terdahulu
               e)      Riwayat penyakit keluarga
               f)       Riwayat psikososial    (lihat pada format pengkajian)
2.1.2. PEMERIKSAAN FISIK
·         Tenggorokan
·         Gastrointestinal
-       Mual
-       Muntah
·         Denyut jantung
·         Konjungtiva
·         Kelenjar limfe
·         Kulit
·         Pada hari apakah ada nyeri tekan di epigastrium

2.1.3. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
c.       Pemeriksaan darah
Pada DHF terdapat trombositopenia dan hemokosentrasi (kenaikan nilai hemotokrit). Masa pembekuan masih normal, masa pendarahan biasanya memanjang. Pada pemeriksaan kimia adalah tampak SGOT, SGPT, mungkin meningkat.
d.      Air seni
Mungkin ditemukan albuminuria ringan.
e.       Uji serologi
·         Uji serologi memakai serum ganda, yaitu serum yang diambil pada masa akut dan konvateran yaitu uji peningkatan komplemen (PK) uji netralisasi (NI) dan uji dengue blat. Pada uji ini dicari kenaikan antibodi anti dengue sebanyak minimal 4 kali
·         Uji serologi memakai serum tunggal, yaitu uji dengue blot yang mengukur antibodi antidengue tanpa memandang kelas antibosinya. Uji Ig M anti dengue yang mengukur hanya antibodi antidengue dari kelas  Ig M. Pada uji ini yang dicari adalah ada tidaknya / antibodi antidengue
f.       Isolasi virus
Yang diperiksa adalah darah pasien dan jaringan.

2.2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Hipertermi B/D proses infeksi, virus Dengue
2.      Kekurangan volume cairan B/D peningkatan permeabilitas kapiler,muntah dan demam.
3.      Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.
4.      Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit B/D kurangnya informasi.

2.3. PERENNCANAAN

1.      Hipertermi B/D proses infeksi, virus Dengue
Tujuan       : Hipertermi dapat teratasi.
Kriteria hasil : Suhu tubuh kembali normal.
intervensi :



Intervensi
rasional
·         Beri komres air kran


·          Berika / anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari ( sesuai toleransi )

·         Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringat



·         Observasi intake dan output, tanda vital ( suhu, nadi, tekanan darah ) tiap 3 jam sekali atau lebih sering.


·         Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan pemberian obat sesuai program.

Kompres dingin akan terjadi pemindahan panas secara konduksi

Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi.


Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tipis mudah menyerap keringat dan tidak merangsang peningkatan suhu tubuh.


Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.

Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tubuh yang tinggi. Obat khususnyauntuk menurunkan suhu tubuh pasien.




2.      Kekurangan volume cairan B/D peningkatan permeabilitas kapiler,muntah dan demam.
Tujuan             : Tidak terjadi devisit voume cairan
Kriteria            : Input dan output seimbang
                          Vital sign dalam batas normal
                          Tidak ada tanda presyok
                          Akral hangat
Intervensi
rasional
a.    Awasi vital sign tiap 3 jam/lebih sering

b.    Observasi intake dan output. Catat warna urine / konsentrasi


c.    Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml /hari ( sesuai toleransi)

d.   Kolaborasi : Pemberian cairan intravena

Rasional : Vital sign membantu mengidentifikasi fluktuasi cairan intravaskuler
Rasional : Penurunan haluaran urine pekat dengan peningkatan BJ diduga dehidrasi.

Rasional : Untuk memenuhi kabutuhan cairan tubuh peroral

Rasional : Dapat meningkatkan jumlah cairan tubuh, untuk mencegah terjadinya hipovolemic syok.


3.      Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.
Tujuan   : Tidak terjadi gangguan kebutuhan nutrisi
Kriteria : Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
  Menunjukkan berat badan yang seimbang.


Intervensi
rasional
a.       Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai
b.      Observasi dan catat masukan makanan pasien

c.       Timbang BB tiap hari (bila memungkinkan )
d.      Berikan makanan sedikit namun sering dan atau makan diantara waktu makan
e.       Berikan dan Bantu oral hygiene.
f.       Hindari makanan yang merangsang dan mengandung gas.
Rasional : Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensi
Rasional : Mengawasi masukan kalori/kualitas kekurangan konsumsi makanan
Rasional : Mengawasi penurunan BB / mengawasi efektifitas intervensi.
Rasional : Makanan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan masukan juga mencegah distensi gaster.
Rasional : Meningkatkan nafsu makan dan masukan peroral
Rasional : Menurunkan distensi dan iritasi gaster.




4.      Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit B/D kurangnya informasi.
Tujuan : Pengetahuan keluarga tentang proses penyakit meningkat.
Kriteria hasil: Klien mengerti tentang proses penyakit DHF.
Intervensi :
Interveni
rasional
-          Kaji tingkat pendidikan pasien.


-          Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit DHF melalui penkes.


-          Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya yang belum di mengerti atau di ketahuinya.

-          Libatkan keluarga dalam setiap tindakan yang dilakukan pada klien.

R/untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan pasien tentang penyakit yang dialaminya

R/berikan penke kepada keluarga pasien tentang penyakit yang dialami pasien


R/untuk menambah pengetahuan keluarga tentang penyakit pasien



R/memberitahu kepada pasien tentang tindakan yang dilakukan oleh perawat



                    

BAB IV
TINJAUAN KASUS
3.1      Pengkajian
3.1.2        Identitas anak
Nama               :
Anak ke           :
Jenis kelamin   : laki-laki
Umur               : 12 tahun
Tempat lahir    : Medan,22 september 2000
Tgl masuk RS  : 4 juli 2012
Tgl pengkajian: 5 juli 2012
Diagnos medis: DHF
3.1.2 Identitas  orang tua
Nama ayah/ibu               : Hn/Sc
umur                               : 42 thn/36 thn
pekerjaan                        : wiraswata/IRT
Pendidikan terahir          : SMA/SMA
Suku/bangsa                   : jawa/Indonesia
Alamat                           :jl.tuasan n0.101,medan                                                         
3.1.3 Kedudukan anak dalam keluarga dan kedudukan anak sekarang
Kehamilan
Abortus
Lahir mati
Lahir hidup
Jenis kelamin
Keadaan sekarang
Sakit
Mati
Sebab mati
1
2
3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
-
Sakit
-
-
-
-
-
-
-

3.1.4 Alasan di rawat
1.keluhan utama :demam naik turun
2.penyebab         : virus
3.resume             : orang tua klien mengatakan demam naik turun selama 2 hari disertai            dengan batuk dan lemas.
3.1.5 Genogram
                                                                       
                       
 



Keterangan:
                 = Laki-laki                                                              =perempuan
                =klien/laki-laki

3.1.6 Riwayat masa lampau
1.         Riwayat yang pernah diderita: tidak ada riwayat penyakit yang diderita
2.         Alergi                                      : Tidak ada riwayat alergi
3.         Kecelakaan                             : Tidak pernah mengalami kecelakaan
4.         Imunisasi                                : lengkap
5.         Tindakan yang di lakukan      : Tidak ada tindakan yang dilakukan
6.         Pernah di rawat                      : Tidak pernah di rawat di RS ( tetapi berobat                                                   ke  dokter)
7.         Lama di rawat                        : Tidak ada dirawat
      3.1.7  Riwayat sosial
1.         Yang mengasuh                       : Ayah dan ibu
2.         Hubungan dengan keluarga     : Harmonis
3.         Hubungan dgn teman sebaya   : Tidak pernah berhubungan dgn sebayanya
4.         Hubungan dgn ayah                 : Baik
5.         Hubungan dgn ibu                   : Baik
6.         Tingkah laku anak di RS          : pendiam
7.         Lingkungan rumah                  : rumah jauh dari tempat                                                    pembuangan sampah,dan jauh dari jalan                                                     raya.
3.1.8 Riwayat kesehatan keluarga
1.      Orang tua                                 : Sehat
2.      Saudara kandung                     : sehat
3.      Penyakit keturunan                  : Tidak ada penyakit keturunan
4.      Anggota yang meninggal         : Tidak ada anggota keluarga yang meninggal

3.1.9 Pola kebiasaan sehari-hari
Kebutuhan dasar
NO
Jenis kebutuhan
Sebelum masuk RS
Setelah masuk RS
1
NUTRISI
a.       Makanan yang di sukai
b.      Makanan yang tidak di sukai
c.       Makanan pantangan
d.      Nafsu makan

e.       Porsi makan yg di habiskan
f.       Alat makan yang di pakai

bakso
Tidak ada

Tidak ada
Baik

habis

Pakai sendok

MII
Tidak ada

Tidak ada
Selera makan kurang

Porsi makan habis 1porsi

Pakai sendok
2
MINUMAN
a.       Jumlah minuman dalam sehari
b.      Minuman kesukaan

c.       Hal-hal yang menghambat dalam pemenuhan cairan

1700cc/hari

Jus terong blanda

Tidak ada

1000cc/hari

Tidak ada

Anak  mual
3
POLA TIDUR
a.       Tidur siang
b.      Tidur malam
c.       Kebiasaan tidur

 1-2 Jam
1-8  jam

1-3 jam
1-6 jam
4
KEBERSIHAN DIRI
a.       Mandi
ü  Mandi …..x/hari

ü  Peralatan mandi yang di pakai
ü  Di bantu oleh …/mandiri

b.      Rambut
ü  Cuci rambut
ü  Pakai shampoo
c.       Sikat gigi
ü  Berapa …x/hari
ü  Memakai odol
d.      Mengganti pakaian
ü  Barapa kali /hari


2x/hari

Sabun

Mandi sendiri



1x/hari
Sampo

3x sehari
ya

2x/hari (pakaian)


1x/hari (hanya di lap)

Sabun

Di bantu oleh ibu&saudara



Tidak ada
Tidak pakai sampo

Tidak ada
Tidak ada

1x/hari
5
ELIMINASI
A.    BAB
ü  ….x/hari


ü  Warna
ü  Konsistensi
ü  Bau

B.     BAK
ü  ….x/hari
ü  Warna bak
ü  bau



1-2x sehari


Kuning pekat
Lembek
Bau khas


3x sehari
Kuning jernih
 Bau khas



1x sehari


Kuning
padat
Bau khas


2-3x/hari
Kuning jernih 
Bau khas
6
POLA AKTIVITASA BERMAIN
Bermain dengan teman
Tidak ada permainan berhubung karena kondisi di rumah sakit
7
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN(D.D.S.T)
ü  Motorik halus



ü  Motorik kasar



ü  Social



ü  Bahasa


Berjalan dan melakukan aktivitas


Bermain bola dengan teman sebaya


Emosi positif(,marah,menangis)

Sempurna dalam berbahasa


Menggerakkan tangan dan kaki dan kadang duduk


Meringis kesakitan saat obat akan diinjeksikan


-



-
8
PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG KESEHATAN
Masih minim
Masih minim
9
KEADAAN SAAT INI
ü  Diagnosa medis
ü  Status nutrisi
ü  Status cairan
ü  Status kebersihan




DHF
cukup
cukup
Bersih


10


DATA PENUNJANG DIAGNOSTIK
ü  Laboratorium

ü  Radiologi
ü  Dll




·         Ht 33,5
·         Trombo 70.000
·         Leuko 4100
·         PLT 33
·         Dilakukan pemeriksaan darah rutin
·         Tidak dilakukan foto
11
TERAPI/OBAT-OBATAN

Pemberian cairan infuse RL 20gtt/iv(mac),cefotaxim 1gr/12jam,ranitidin ½ A/8 jam,norages ½ A/prn.

3.1.10 Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan umum
1.      TB/BB                                     : 142cm/38kg
2.      KEPALA                               
a.          Bentuk                             : Simetris,
b.         Rambut                            : Hitam
3.      MATA           
a.          Pupil                                : normal
b.                  Sclera                          : tidak ada ikterus
c.                   konjungtiva                 : pucat
d.                  ketajaman penglihatan  :baik
e.                   reflex cahaya               :ada
f.                   pemakaian alat bantu : tidak ada

4.      HIDUNG
a.                   Polip                            : tidak ada
b.                  Perdarahan                  : tidak ada
c.                   Penciuman                   : baik
d.                  Peradangan                 : tidak ada
5.      MULUT
a.             Mukosa gigi                   : baik
b.            Bau                                 : tidak bau
c.             Peradangan                    : tidak ada
d.            Gigi                                : masih dalam pertumbuhan
e.             Perdarahan                     : tidak ada
f.             Kebersihan                     : bersih
g.            Fungsi pengecapan         : baik
h.            Kemampuan menelan     : baik

6.      GIGI
a.          Jumlah                            : 24 (12 bawah,12 atas)
b.         Gigi berlubang               : tidak ada
c.          Carries                            : tidak ada
7.      TONSIL
a.          Peradangan                    : tidak ada peradangan
b.         Lidah                              : tidak ada stomatitis
c.          Bibir                               : kering
8.      TELINGA
a.          Serumen                         : tidak ada serumen
b.         Cairan                             : tidak ada
c.          Peradangan                    : tidak ada
9.      JANTUNG    
a.             Bunyi jantung                : Duplup
b.            Irama jantung                 : teratur
c.             Nyeri dada                     : tidak ada
10.  LEHER
a.          Kelenjar getah bening      : tidak ada pembengkakan
b.         Kelenjar tiroid                 : tidak ada pembengkakan
c.          Vena jugularis                  : tidak ada masalah
11.  PARU-PARU
a.          Bentuk paru                   : simetris
b.         Bunyi napas                   : vesikuler
c.          Irama pernafasan            : teratur
d.         Kembangkan                  : -
12.  ABDOMEN
a.          Inspeksi                           : simetris
b.         Palpasi                             : ada pembengkakan ( perut kembung)
c.          Perkusi                             : peka
d.         Auskultasi                        : peristaltic meningkat
13.  GENITALIA                          : Bersih
14.  KULIT                                                : Tidak ada kelainan,jika di tekan  kembali                                                   dengan cepat
15.  EKSTREMITAS                   
a.       Bentuk kekuatan               : normal
b.      Rentang gerak                   : normal
c.       Reflex                               : normal

16.  TANDA-TANDA VITAL
ü  Suhu                            : 38,50c
ü  Pols                             :84x/i
ü  RR                               :28x/i
ü  Tekanan darah             :110/60mmHg

17.  KEPANDAIAN ANAK SEKARANG
Ikut dalam persatuan sepak bola disekolahnya.
18.  TINGKAT KESADARAN
·         Compos medis
19.  KEADAAN UMUM
·         Lemah
·         Sesak

      3.1.11 Analisa Data      
No
Data
Etiologi
Masalah
1.
DS: * klien mengatakan     demam.
DO :
*suhu tubuh klien= 38,50c



Suhu tubuh naik turun
 hipertermi
2









3
DS :
* klien mengatakan klien kurang selera makan karena selalu  mual jika makan.
DO:
*makanan yang disediakan tidak habis
*keadaan umum klien lemah.
DS:
*klien mengatakan pahit jika minum dan mual
DO:
*minuman yang disediakan hanya dihabiskan sedikit
Mual









 Minum tersa pahit dan mual
Gangguan kebutuhan nutrisi








Gangguan kebutuhan cairan






3.2      Diagnosa Keperawatan    
No
Diagnosa Keperawatan
Tanggal
Ditemukan
Tanggal Teratasi
1
Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan sekunder terhadap diare.
4 juli 2012
Belum teratasi
2
Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual
4 juli 2012
Belum teratasi

3
Hipertermi B/D proses infeksi, virus Dengue

5 julii 2012
Belum teratasi

3.3      Asuhan Keperawatan       
No
Diagnosa keperawatan
Rencana keperawatan
Paraf

Tujuan
Intervensi
Rasional
1.
 - Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan sekunder terhadap diare.
 kebutuhan cairan adekuat









a)     Awasi vital sign tiap 3 jam/lebih sering


b)    Observasi intake dan output. Catat warna urine / konsentrasi
c)     Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml /hari ( sesuai toleransi)


d)    Kolaborasi : Pemberian cairan intravena

Rasional : Vital sign membantu mengidentifikasi fluktuasi cairan intravaskuler
Rasional : Penurunan haluaran urine pekat dengan peningkatan BJ diduga dehidrasi.
Rasional : Untuk memenuhi kabutuhan cairan tubuh peroral


Rasional : Dapat meningkatkan jumlah cairan tubuh, untuk mencegah terjadinya hipovolemic syok.












2



























Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual
- Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi
a)      Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai
b)      Observasi dan catat masukan makanan pasien


c)      Timbang BB tiap hari (bila memungkinkan )


d)     Berikan makanan sedikit namun sering dan atau makan diantara waktu makan


e)      Berikan dan Bantu oral hygiene.

f)       Hindari makanan yang merangsang dan mengandung gas.
Rasional : Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensi
Rasional : Mengawasi masukan kalori/kualitas kekurangan konsumsi makanan
Rasional : Mengawasi penurunan BB / mengawasi efektifitas intervensi.
Rasional : Makanan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan masukan juga mencegah distensi gaster.
Rasional : Meningkatkan nafsu makan dan masukan peroral
Rasional : Menurunkan distensi dan iritasi gaster.


3
Hipertermi B/D proses infeksi, virus Dengue










Suhu tubuh normal

·         Beri komres air kran

·          Berika / anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari ( sesuai toleransi )

·         Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringat



·         Observasi intake dan output, tanda vital ( suhu, nadi, tekanan darah ) tiap 3 jam sekali atau lebih sering.


·         Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan pemberian obat sesuai program.

·     Kompres dingin akan terjadi pemindahan panas secara konduksi

·     Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi.


·     Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tipis mudah menyerap keringat dan tidak merangsang peningkatan suhu tubuh.


·     Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
·     Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tubuh yang tinggi. Obat khususnyauntuk menurunkan suhu tubuh pasien.



3.4      Implementasi / Pelaksanaan
No
Jam
Pelaksanaan
Evaluasi
Paraf
1











2











3










4













09.00 WIB
(4juli 2012)








09.00
WIB










14.00  WIB









5 juli 2012

09.00wib
Memberitahukan masukan cairan setiap hari minimal 1500cc/hari dan pemberian kompres









Kolaborasi dengan pemberian cairan secara IV.










Menimbang berat badan klien dan  mengkaji factor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi.








Memberikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering & Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien.










S:- klien  demam
O: -klien tampak lemah
A: masalah belum teratasi
P: intervensi di lanjutkan

S: Ibu Klien berkata klien masih demam.
O:  suhu tubuh klien 38,50C
A: masalah belum teratasi
P :intervensi di lanjutkan.

S :klien tidak nafsu makan karena mual.
O: klien lemah
A:  masalah belum teratasi
P: intervensi di lanjutkan.

S :  klien berkata  tidak nafsu makan.
O :nafsu makan klien berkurang
A :masalah belum teratasi
P :intervensi di  lanjutkan.


                                                           

 
                                                 PEMBAHASAN

Setelah saya selesai melakukan dan menetapkan Asuhan Keperawatan Pada klien a/n By Dengan kasus DHFdi Aster 5 RS SARI MUTIARA Medan, yang diobservasi selama 2 hari, maka saya akan membahas beberapa hal yang mendorong atau menghambat atau mencapai tujuan yang harus diterapkan serta ada atau tidaknya kesenjangan yang dijumpai pada asuhan keperawatan secara konsep teori dengan kasus.
            Dalam hal ini saya akan membahas melalui tahapan-tahapan proses perawatan yang penulis lakukan.
4.1.  Tahap Pengkajian
Selama melakukan pengkajian atau wawancara dengan keluarga/pasien, saya tidak menemukan kesalahan ataupun hambatan-hambatan karena  keluarga maupun klien dapat diajak komunikasi dalam mengungkapkan keluhan-keluhan yang dirasakan pasien.
Pengkajian yang dilakukan pada klien a/n By dengan  DHF adalah : klien datang dengan keluhan lemas, mual, demam  2 hari sebelum di bawa ke rumah sakit. Tanda – tanda vital klien RR : 26 x/menit, HR :78x/menit, Temp : 38,5 OC.
Kesenjangan yang diperoleh antara teori tentang pengkajian dengan pengkajian yang saya lakukan  pada klien tidak terdapat perbedaan. Setiap keluhan yang dirasakan klien terdapat pada pengkajian yang ada di teori, termasuk tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik yang secara langsung saya lakukan.

4.2. Tahap Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dijumpai pada pasien dengan DHF secara teori ada beberapa diagnosa yaitu :
1.      Hipertermi B/D proses infeksi, virus Dengue
2.      Kekurangan volume cairan B/D peningkatan permeabilitas kapiler,muntah dan demam.
3.      Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.
4.      Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit B/D kurangnya informasi.
Sedangkan diagnosa keperawatan yang kelompok temukan pada klien a/n N sebagai berikut:
1.      Hipertermi B/D proses infeksi, virus Dengue
2.      Kekurangan volume cairan B/D peningkatan permeabilitas kapiler,muntah dan demam.
3.      Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.
Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada klien N, ada diagnosa keperawatan sedangkan didalam teori terdapat 4 diagnosa keperawatan. Diagnosa yang tidak di temukan oleh kelompok sesuai dengan teori adalah:
1.      Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit B/D kurangnya informasi.
4.3 Tahap Rencana Tindakan Keperawatan
Pada tahap perencanaan intervensi, diagnosa yang ditemukan pada kasus seluruhnya di laksanakan oleh perawat.
4.4 Tahap Implementasi
Pada tahap pelaksanaan perawat melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana yang telah disusun untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selama pelaksanaan penulis  menemukan beberapa faktor pendukung dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yaitu adanya kerja sama keluarga dalam menerapkan tindakan keperawatan,  kerjasama seluruh anggota kelompok dan kerja sama antara kelompok dengan perawat ruangan dalam melanjutkan perawatan pada pasien dan tidak ada factor pennghambat.
4.5 Tahap Evaluasi
Setelah penulis  melakukan perawatan selama 2 hari, masalah yang ditemukan pada kasus seluruhnya belum teratasi. Kelompok menemukan pada kasus 3 masalah keperawatan yaitu kekurangan volume cairan belum teratasi,pemenuhan kebutuhan nutrisi juga belum teratasi karena porsi yang di berikan belum dapat dihabiskan, hipertermi karena pasien kadang masih demam. Setelah hari ke 2 klien masih dirawat diruang Aster 5 sehingga eveluasi seluruh masalah yang belum teratasi masih dilakukan perawatan.
BAB V
PENUTUP
5.1.  KESIMPULAN
               Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina).
               Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kamatian.
5.2.  SARAN
     Untuk mencegah agar tidak terjadinya penyakit DHF terutama pada anak dapat dilakukan hal berikut:
·         Mengusahakan pemberantasan vektor dipusat daerah penyebaran yaitu : Sekolah, RS, termasuk pula daerah penyangga sekitarnya.
·         Mengusahakan pemberantasan vektor di sebuah daerah berpotensi penularan tinggi.
Ada 2 macam pemberantasan vektor antara lain :
ü  Menggunakan insektisida
yang lazim digunakan Malathion untuk membunuh nyamuk dewasa dan themepos (abate) untuk membunuh jentik.Cara penggunaan Malathion ialah dengan pengasapan atau pengabotan (fogging).
ü  Tanpa insektisida
a.       Menguras bak mandi dan tempat penampungan air minimal 1 kali seminggu (perkembangan telur nyamuk lamanya 7-10 hari)
b.      Menutup tempat penampungan air rapat-rapat
c.       Mengubur barang-barang bekas yang dapat memberi tempat atau memungkinkan nyamuk bersarang.



DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Christantie, S.Kp, 1995. Perawataan pasien DHF. Jakarta : EGC
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI.1985.Buku Kuliah 2 Kesehatan Anak.Jakarta:Infomedika.
Soegijanto, S. (2004). Demam Berdarah Dengue. Surabaya :Airlangga University Press.
Doenges E. Marilynn, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Suriadi, 2001, Pengkajian Keperawatan Pada Anak, Edisi 1, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
http:\\www.google.com







Tidak ada komentar: