ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DHF
(DENGUE
HAEMORHAGIC FEVER)
OLEH:
NELLY SITANGGANG
DP:Ns. FLORA SIJABAT,Skep
AKADEMI KEPERAWATAN
SARI MUTIARA,MEDAN
2011/2012
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampai saat ini
penyakit DHF masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Angka
kesakitan dan kematian DBD di berbagai Negara sangat bervariasi tergantung pada
berbagai faktor, seperti: status kekebalan dari populasi, kepadatan Vektor dan
frekuensi penularan (seringnya terjadi penular Venus Dengue), Prevalensi
Serotype Virus Dengue dan keadaan cuaca. Penderita penyakit DHF jika tidak
mendapat perawatan yang memadai dapat mengalami pendarahan yang hebat, syok dan
dapat mengakibatkan kematian. Oleh karena itu semua kasus DHF sesuai dengan
criteria WHO harus mendapat perawatan di tempat pelayanan kesehatan ataupun
Rumah Sakit.
Sebenarnya
penyakit DHF dapat dicegah dengan menghindari gigitan nyamuk Aedes Aegypti atau
Aedes Algopicna. Selain itu pencegahan dapat dilakukan dengan mengupayakan
perbaikan lingkungan yaitu melenyapkan tempat bertelur dan beristirahatnya
nyamuk, baik secara alami ataupun menggunakan insektisida.
Banyak factor yang mempengaruhi kejadian penyakit DHF antara lain: factor hospes (host), lingkungan (environment) dan factor virus itu sendiri. Faktor hospes yaitu kerentanan (susceptibility) dan respon imun. Factor lingkungan (environment) yaitu kondisi geografis (ketinggian dari permukaan laut, curah hujan, angin, kelembaban, musim), kondisi demografis (kepadatan mobilitas, perilaku, adat istiadat, sosekonomi, penduduk), jenis dan kepadatan nyamuk sebagai penular penyakit.
Banyak factor yang mempengaruhi kejadian penyakit DHF antara lain: factor hospes (host), lingkungan (environment) dan factor virus itu sendiri. Faktor hospes yaitu kerentanan (susceptibility) dan respon imun. Factor lingkungan (environment) yaitu kondisi geografis (ketinggian dari permukaan laut, curah hujan, angin, kelembaban, musim), kondisi demografis (kepadatan mobilitas, perilaku, adat istiadat, sosekonomi, penduduk), jenis dan kepadatan nyamuk sebagai penular penyakit.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang yang telah
diuraikan diatas,maka masalah yang akan dikaji adalah Asuhan keperawatan DHF
yang terjadi pada anak-anak dan cara
pencegahannya.
C. Tujuan Penelitian
1.
Untuk memahami konsep dsar mengenai DHF yang meliuti pengertian, etiologi,
epidemologi, patofisiologi, manifestasi klinis serta penatalaksanaan dengan klien DHF.
epidemologi, patofisiologi, manifestasi klinis serta penatalaksanaan dengan klien DHF.
2. Untuk mengetahui diagnosa yang mungkin
terjadi pada klien DHF.
3.
Untuk memahami pemberian asuhan keperawatan yang rasional pada klien
dengan DHF berdasarkan diagnosa yang disusun
dengan DHF berdasarkan diagnosa yang disusun
D. Manfaat penelitian
1. Bagi peneliti
Memberikan
informasi,pengalaman dan pengetahuan peneliti dalam melakukan penelitian.
2. Bagi masyarakat
Untuk menambah pengetahuan,khususnya
ibu-ibu tentang penyakit DHF agar dapat dilakukan pencegahan pada anaknya
BAB
II
LANDASAN
TEORITIS MEDIS
DENGUE
HAEMORHAGIC FEVER (DHF)
1.1.PENGERTIAN
Dengue haemorhagic fever (DHF)
adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong
arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes
aegypty (Christantie Efendy,1995 ).
Dengue haemorhagic fever (DHF)
adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama
demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF
sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui
gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Seoparman , 1990).
DHF adalah demam khusus yang dibawa
oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam.
Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick manson,2001).
1.2.ETIOLOGI
Penyakit
demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini dapat
menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kamatian, terutama pada anak serta
sering menimbulkan wabah. Dalam siklus hidupnya, Aedes aegypti mengalami empat
staduim yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Stadium telur, larva dan pupa
hidup di dalam air tawar yang jernih serta tenang. Tempat perindukan nyamuk
Aedes aegypti yaitu tempat dimana nyamuk Aedes aegypti meletakkan telurnya
terdapat di dalam rumah (indoor) maupun diluar rumah (outdoor). Tempat
perindukan yang ada di dalam rumah yang paling utama adalah tempat-tempat
penampungan air. Sedangkan tempat perindukan yang ada di luar rumah (halaman)
adalah kaleng bekas, botol, dll.
Faktor-faktor
risiko pada DHF (WHO,2004): Status imun setiap individu
Strain/serotipe yang menginfeksi usia pasien.
Strain/serotipe yang menginfeksi usia pasien.
1.3.PATOFISIOLOGI
Infeksi virus dengue
Kompleks virus – antibodi Depresi sumsun tulang
↓ ↓
Aktivasi komplemen Perdarahan
trombositopenia
↓
Pelepasan antihistamin
↓
Permeabilitas membran meningkat
↓
Kebocoran plasma ↓
Hipokalemi
↓
Renjatan hipokalemia, hipotensi
↓
Asidosis metabolik
(Suriadi,
S.Kp, 2001; 58)
Virus akan masuk ke dalam tubuh
melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan kemudian akan bereaksi dengan antibody
dan terbentuklah kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi
system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a,dua
peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat
sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah dan
menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.
Terjadinya trobositopenia,
menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan
fibrinogen) merupakan factor penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama
perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
Yang menentukan beratnya penyakit
adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah , menurunnya volume
plasma , terjadinya hipotensi , trombositopenia dan diathesis hemorrhagic ,
renjatan terjadi secara akut.
Nilai hematokrit meningkat bersamaan
dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan
hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa
terjadi anoxia jaringan, acidosis metabolic dan kematian.
1.4.TANDA DAN GEJALA
Ø Demam tinggi selama 5 – 7 hari
Ø Mual, muntah, tidak ada nafsu makan,
diare, konstipasi.
Ø Perdarahan terutama perdarahan bawah
kulit, ptechie, echymosis, hematoma.
Ø Epistaksis, hematemisis, melena,
hematuri.
Ø Nyeri otot, tulang sendi, abdoment,
dan ulu hati.
Ø Sakit kepala.
Ø Pembengkakan sekitar mata.
Ø Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar
getah bening.
Ø Tanda-tanda renjatan (sianosis,
kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun,
gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).
1.5.KLASIFIKASI
a. Kriteria
klinis DHF menurut WHO 1986:
·
Demam akut, yang tetap
tinggi selama 2 – 7 hari kemudian turun secara lisis. Demam disertai gejala
yang tidak spesifik mis: anoreksia, malaise, nyeri pada punggung, tulang
persendian dan kepala
·
Manifestasi pendarahan
mis: uji torniket (+), petekie, ekimosis, epitaksis, pendarahan gusi,
hematemesis, melena
·
Pembesaran hati dan
nyeri tekan pada ikterus
·
Dengan / tanpa
renjatanrenjatan yang terjadi pada saat demam biasanya mempunyai prognosis yang
buruk
·
Kenaikan nilai
hemotokrit (hemokosenirasi) sedicirnya 20%.
(Arief
Mansjoer, dkk, 2001; 429)
b. Derajat
beratnya DHF secara klinis dibagi sebagai berikut:
·
Derajat I (ringan)
terdapat demam mendadak selama 2 – 7 hari disertai gejala klinis lain dengan
manifestasi pendarahan teringan yang uji turniket (+) (cara uji turniket ialah
pasang manset tensimeter pada elngan atas dan pompa sampai air raksa mencapai
pertengahan tekanan sistolik dan diastolik, biarkan selama 5 menit. Bila
setelah manset dibuka terdapat lebih dari 20 petekia pada daerah lengan bawah
dengan diameter 2,8 cm dinyatakan positif)
·
Derejat II (sedang)
ditemukan pendarahan akut dan manifestasi pendarahan lain
·
Derajat III ditemukan
tanda-tanda renjatan
·
Derajat IV terdapat
dengue shock syndrome dengan nadi dan TD yang tidak terukur
(Ngastiyah, 2005; 343)
1.6.PENATALAKSANAAN
1.
DBD
tanpa renjatan :
a.
Tirah
baring
b.
Makanan
lunak ditambah banyak minum 1,5-2 Ltr dalam 24 jam
c.
Medika
mentosa yang bersifat symptomatis, kompres dingin + alkohol 70%
d.
Antibiotik
(jika terjadi infeksi sekunder)
e.
Antikejang
2.
DBD
dengan tanda renjatan :
a.
Pemasangan
infus : RL 10-20 ml/Kg kurang dari 20 menit, diulangi jika perlu. Jika membaik
diganti menjadi 10 ml/Kg per jam. Jika tidak membaik diberikan O2
dan segera cek Ht. Jika Ht meninggi berikan cairan plasma 20-30ml/Kg kemudian
10-20ml/Kg per jam membaik dan vital sign sudah mulai teraba.
b.
Transfusi
darah pada Pasien dengan pendarahan gastrointestinal.
c.
Observasi
keadaan umum : nadi, TD, suhu dan pernafasan tiap jam
d.
Pada
pasien dengan renjatan berat dan berulang perlu dirawat di ruang ICU dan
dipasang Central venous pressure (CVP) untuk mengukur vena sentral.
1.7.KOMPLIKASI
Adapun komplikasi dari penyakit
demam berdarah diantaranya :
a. Perdarahan luas.
b. Shock atau renjatan.
c. Effuse pleura
d. Penurunan kesadaran
BAB
III
LANDASAN
TEORITIS KEPERATAN
DENGUE
HAEMORHAGIC FEVER (DHF)
2.1. PENGKAJIAN
2.1.1. ANAMNESE
a) Identitas
b) Keluhan
utama
c) Riwayat
penyakit sekarang
d) Riwayat
penyakit terdahulu
e) Riwayat
penyakit keluarga
f) Riwayat
psikososial (lihat pada format
pengkajian)
2.1.2. PEMERIKSAAN FISIK
·
Tenggorokan
·
Gastrointestinal
- Mual
- Muntah
·
Denyut jantung
·
Konjungtiva
·
Kelenjar limfe
·
Kulit
·
Pada hari apakah ada
nyeri tekan di epigastrium
2.1.3. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
c. Pemeriksaan
darah
Pada DHF terdapat trombositopenia dan
hemokosentrasi (kenaikan nilai hemotokrit). Masa pembekuan masih normal, masa
pendarahan biasanya memanjang. Pada pemeriksaan kimia adalah tampak SGOT, SGPT,
mungkin meningkat.
d. Air
seni
Mungkin ditemukan albuminuria ringan.
e. Uji
serologi
·
Uji serologi memakai
serum ganda, yaitu serum yang diambil pada masa akut dan konvateran yaitu uji
peningkatan komplemen (PK) uji netralisasi (NI) dan uji dengue blat. Pada uji
ini dicari kenaikan antibodi anti dengue sebanyak minimal 4 kali
·
Uji serologi memakai
serum tunggal, yaitu uji dengue blot yang mengukur antibodi antidengue tanpa
memandang kelas antibosinya. Uji Ig M anti dengue yang mengukur hanya antibodi
antidengue dari kelas Ig M. Pada uji ini
yang dicari adalah ada tidaknya / antibodi antidengue
f. Isolasi
virus
Yang diperiksa adalah darah pasien dan
jaringan.
2.2. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Hipertermi B/D proses infeksi, virus Dengue
2. Kekurangan volume cairan B/D peningkatan permeabilitas
kapiler,muntah dan demam.
3. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak
adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.
4. Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit B/D
kurangnya informasi.
2.3.
PERENNCANAAN
1. Hipertermi B/D proses infeksi, virus Dengue
Tujuan :
Hipertermi dapat teratasi.
Kriteria hasil : Suhu tubuh kembali normal.
intervensi :
Kriteria hasil : Suhu tubuh kembali normal.
intervensi :
Intervensi
|
rasional
|
·
Beri komres air kran
·
Berika /
anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari ( sesuai toleransi )
·
Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis
dan mudah menyerap keringat
·
Observasi intake dan output, tanda vital ( suhu,
nadi, tekanan darah ) tiap 3 jam sekali atau lebih sering.
·
Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan
pemberian obat sesuai program.
|
Kompres dingin akan terjadi pemindahan panas secara
konduksi
Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat
evaporasi.
Memberikan
rasa nyaman dan pakaian yang tipis mudah menyerap keringat dan tidak
merangsang peningkatan suhu tubuh.
Mendeteksi
dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan cairan dan elektrolit
dalam tubuh. Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum
pasien.
Pemberian
cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tubuh yang tinggi. Obat
khususnyauntuk menurunkan suhu tubuh pasien.
|
2. Kekurangan volume cairan B/D peningkatan permeabilitas
kapiler,muntah dan demam.
Tujuan :
Tidak terjadi devisit voume cairan
Kriteria : Input dan output seimbang
Vital
sign dalam batas normal
Tidak
ada tanda presyok
Akral
hangat
Intervensi
|
rasional
|
a.
Awasi vital sign tiap 3 jam/lebih
sering
b.
Observasi intake dan output. Catat
warna urine / konsentrasi
c.
Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml
/hari ( sesuai toleransi)
d.
Kolaborasi : Pemberian cairan
intravena
|
Rasional :
Vital sign membantu mengidentifikasi fluktuasi cairan intravaskuler
Rasional :
Penurunan haluaran urine pekat dengan peningkatan BJ diduga dehidrasi.
Rasional : Untuk memenuhi kabutuhan cairan tubuh peroral
Rasional :
Dapat meningkatkan jumlah cairan tubuh, untuk mencegah terjadinya hipovolemic
syok.
|
3.
Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang
tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.
Tujuan
: Tidak terjadi gangguan kebutuhan
nutrisi
Kriteria
: Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Menunjukkan
berat badan yang seimbang.
Intervensi
|
rasional
|
a. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai
b. Observasi dan catat masukan makanan pasien
c. Timbang BB tiap hari (bila memungkinkan )
d. Berikan makanan sedikit namun sering dan atau makan
diantara waktu makan
e. Berikan dan Bantu oral hygiene.
f. Hindari makanan yang merangsang dan mengandung gas.
|
Rasional : Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensi
Rasional : Mengawasi masukan kalori/kualitas kekurangan konsumsi makanan
Rasional : Mengawasi penurunan BB / mengawasi efektifitas intervensi.
Rasional : Makanan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan masukan
juga mencegah distensi gaster.
Rasional : Meningkatkan nafsu makan dan masukan peroral
Rasional : Menurunkan distensi dan iritasi gaster.
|
4. Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit B/D
kurangnya informasi.
Tujuan : Pengetahuan keluarga tentang proses penyakit
meningkat.
Kriteria hasil: Klien mengerti tentang proses penyakit
DHF.
Intervensi :
Interveni
|
rasional
|
-
Kaji tingkat
pendidikan pasien.
-
Kaji tingkat pengetahuan
keluarga tentang proses penyakit DHF melalui penkes.
-
Beri
kesempatan pada keluarga untuk bertanya yang belum di mengerti atau di
ketahuinya.
-
Libatkan
keluarga dalam setiap tindakan yang dilakukan pada klien.
|
R/untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan pasien
tentang penyakit yang dialaminya
R/berikan penke kepada keluarga pasien tentang
penyakit yang dialami pasien
R/untuk menambah pengetahuan keluarga tentang
penyakit pasien
R/memberitahu
kepada pasien tentang tindakan yang dilakukan oleh perawat
|
BAB IV
TINJAUAN KASUS
3.1
Pengkajian
3.1.2
Identitas anak
Nama :
Anak
ke :
Jenis
kelamin : laki-laki
Umur : 12 tahun
Tempat
lahir : Medan,22 september 2000
Tgl
masuk RS : 4 juli 2012
Tgl
pengkajian: 5 juli 2012
Diagnos
medis: DHF
3.1.2 Identitas orang tua
Nama ayah/ibu : Hn/Sc
umur : 42 thn/36 thn
pekerjaan :
wiraswata/IRT
Pendidikan terahir : SMA/SMA
Suku/bangsa : jawa/Indonesia
Alamat :jl.tuasan n0.101,medan
3.1.3 Kedudukan
anak dalam keluarga dan kedudukan anak sekarang
Kehamilan
|
Abortus
|
Lahir mati
|
Lahir hidup
|
Jenis kelamin
|
Keadaan sekarang
|
||
Sakit
|
Mati
|
Sebab mati
|
|||||
1
2
3
|
-
-
-
|
-
-
-
|
-
-
-
|
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
|
-
Sakit
-
|
-
-
-
|
-
-
-
|
3.1.4 Alasan di
rawat
1.keluhan
utama :demam naik turun
2.penyebab : virus
3.resume :
orang tua klien mengatakan demam naik turun selama 2 hari disertai dengan batuk dan lemas.
3.1.5 Genogram
Keterangan:
= Laki-laki =perempuan
=klien/laki-laki
3.1.6 Riwayat
masa lampau
1.
Riwayat yang pernah diderita:
tidak ada riwayat penyakit yang diderita
2.
Alergi
: Tidak ada riwayat alergi
3.
Kecelakaan : Tidak pernah mengalami kecelakaan
4.
Imunisasi :
lengkap
5.
Tindakan yang di
lakukan : Tidak ada tindakan yang dilakukan
6.
Pernah di rawat : Tidak pernah di rawat di RS ( tetapi
berobat ke dokter)
7.
Lama di rawat : Tidak ada dirawat
3.1.7 Riwayat sosial
1.
Yang mengasuh : Ayah dan ibu
2.
Hubungan dengan
keluarga : Harmonis
3.
Hubungan dgn teman
sebaya : Tidak pernah berhubungan dgn
sebayanya
4.
Hubungan dgn ayah : Baik
5.
Hubungan dgn ibu : Baik
6.
Tingkah laku anak di RS
: pendiam
7.
Lingkungan rumah : rumah jauh dari tempat pembuangan
sampah,dan jauh dari jalan raya.
3.1.8 Riwayat
kesehatan keluarga
1. Orang
tua :
Sehat
2. Saudara
kandung : sehat
3. Penyakit
keturunan :
Tidak ada penyakit keturunan
4. Anggota
yang meninggal :
Tidak ada anggota keluarga yang meninggal
3.1.9 Pola
kebiasaan sehari-hari
Kebutuhan
dasar
NO
|
Jenis kebutuhan
|
Sebelum masuk RS
|
Setelah masuk RS
|
1
|
NUTRISI
a.
Makanan yang di sukai
b.
Makanan yang tidak di sukai
c.
Makanan pantangan
d.
Nafsu makan
e.
Porsi makan yg di habiskan
f.
Alat makan yang di pakai
|
bakso
Tidak ada
Tidak ada
Baik
habis
Pakai sendok
|
MII
Tidak ada
Tidak ada
Selera makan kurang
Porsi makan habis 1porsi
Pakai sendok
|
2
|
MINUMAN
a.
Jumlah minuman dalam sehari
b.
Minuman kesukaan
c.
Hal-hal yang menghambat dalam
pemenuhan cairan
|
1700cc/hari
Jus terong blanda
Tidak ada
|
1000cc/hari
Tidak ada
Anak mual
|
3
|
POLA TIDUR
a.
Tidur siang
b.
Tidur malam
c.
Kebiasaan tidur
|
1-2 Jam
1-8 jam
|
1-3 jam
1-6 jam
|
4
|
KEBERSIHAN DIRI
a.
Mandi
ü
Mandi …..x/hari
ü
Peralatan mandi yang di pakai
ü
Di bantu oleh …/mandiri
b.
Rambut
ü
Cuci rambut
ü
Pakai shampoo
c.
Sikat gigi
ü
Berapa …x/hari
ü
Memakai odol
d.
Mengganti pakaian
ü
Barapa kali /hari
|
2x/hari
Sabun
Mandi sendiri
1x/hari
Sampo
3x sehari
ya
2x/hari (pakaian)
|
1x/hari (hanya di lap)
Sabun
Di bantu oleh ibu&saudara
Tidak ada
Tidak pakai sampo
Tidak ada
Tidak ada
1x/hari
|
5
|
ELIMINASI
A. BAB
ü
….x/hari
ü
Warna
ü
Konsistensi
ü
Bau
B. BAK
ü
….x/hari
ü
Warna bak
ü
bau
|
1-2x sehari
Kuning pekat
Lembek
Bau khas
3x sehari
Kuning jernih
Bau khas
|
1x sehari
Kuning
padat
Bau khas
2-3x/hari
Kuning jernih
Bau khas
|
6
|
POLA AKTIVITASA BERMAIN
|
Bermain dengan teman
|
Tidak ada permainan berhubung karena kondisi di
rumah sakit
|
7
|
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN(D.D.S.T)
ü Motorik
halus
ü Motorik
kasar
ü Social
ü Bahasa
|
Berjalan dan melakukan aktivitas
Bermain bola dengan teman sebaya
Emosi positif(,marah,menangis)
Sempurna dalam berbahasa
|
Menggerakkan tangan dan kaki dan kadang duduk
Meringis kesakitan saat obat akan diinjeksikan
-
-
|
8
|
PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG
KESEHATAN
|
Masih minim
|
Masih minim
|
9
|
KEADAAN SAAT INI
ü Diagnosa
medis
ü Status
nutrisi
ü Status
cairan
ü Status
kebersihan
|
|
DHF
cukup
cukup
Bersih
|
10
|
DATA PENUNJANG DIAGNOSTIK
ü Laboratorium
ü Radiologi
ü Dll
|
|
·
Ht 33,5
·
Trombo 70.000
·
Leuko 4100
·
PLT 33
·
Dilakukan pemeriksaan darah rutin
·
Tidak dilakukan foto
|
11
|
TERAPI/OBAT-OBATAN
|
|
Pemberian cairan infuse RL 20gtt/iv(mac),cefotaxim
1gr/12jam,ranitidin ½ A/8 jam,norages ½ A/prn.
|
3.1.10
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan umum
1.
TB/BB : 142cm/38kg
2.
KEPALA
a.
Bentuk : Simetris,
b.
Rambut : Hitam
3.
MATA
a.
Pupil : normal
b.
Sclera : tidak ada ikterus
c.
konjungtiva : pucat
d.
ketajaman penglihatan :baik
e.
reflex cahaya :ada
f.
pemakaian alat bantu : tidak ada
4.
HIDUNG
a.
Polip : tidak ada
b.
Perdarahan : tidak ada
c.
Penciuman :
baik
d.
Peradangan :
tidak ada
5.
MULUT
a.
Mukosa gigi : baik
b.
Bau : tidak bau
c.
Peradangan : tidak ada
d.
Gigi : masih dalam
pertumbuhan
e.
Perdarahan : tidak ada
f.
Kebersihan : bersih
g.
Fungsi pengecapan : baik
h.
Kemampuan menelan : baik
6.
GIGI
a.
Jumlah : 24 (12 bawah,12
atas)
b.
Gigi berlubang :
tidak ada
c.
Carries : tidak ada
7.
TONSIL
a.
Peradangan : tidak ada peradangan
b.
Lidah : tidak ada
stomatitis
c.
Bibir : kering
8.
TELINGA
a.
Serumen :
tidak ada serumen
b.
Cairan : tidak ada
c.
Peradangan : tidak ada
9.
JANTUNG
a.
Bunyi jantung : Duplup
b.
Irama jantung : teratur
c.
Nyeri dada : tidak ada
10.
LEHER
a.
Kelenjar getah bening : tidak ada pembengkakan
b.
Kelenjar tiroid : tidak ada pembengkakan
c.
Vena jugularis : tidak ada masalah
11.
PARU-PARU
a.
Bentuk paru : simetris
b.
Bunyi napas : vesikuler
c.
Irama pernafasan : teratur
d.
Kembangkan : -
12.
ABDOMEN
a.
Inspeksi :
simetris
b.
Palpasi : ada pembengkakan
( perut kembung)
c.
Perkusi : peka
d.
Auskultasi : peristaltic meningkat
13.
GENITALIA : Bersih
14.
KULIT :
Tidak ada kelainan,jika di tekan kembali
dengan
cepat
15.
EKSTREMITAS
a. Bentuk
kekuatan : normal
b. Rentang
gerak : normal
c. Reflex : normal
16.
TANDA-TANDA VITAL
ü Suhu
:
38,50c
ü Pols :84x/i
ü RR :28x/i
ü Tekanan
darah :110/60mmHg
17.
KEPANDAIAN ANAK
SEKARANG
Ikut
dalam persatuan sepak bola disekolahnya.
18.
TINGKAT KESADARAN
·
Compos medis
19.
KEADAAN UMUM
·
Lemah
·
Sesak
3.1.11 Analisa
Data
No
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
1.
|
DS: * klien mengatakan demam.
DO :
*suhu tubuh klien= 38,50c
|
Suhu tubuh naik turun
|
hipertermi
|
2
3
|
DS :
* klien mengatakan klien kurang
selera makan karena selalu mual jika
makan.
DO:
*makanan yang disediakan tidak
habis
*keadaan umum klien lemah.
DS:
*klien mengatakan pahit jika minum
dan mual
DO:
*minuman yang disediakan hanya
dihabiskan sedikit
|
Mual
Minum tersa pahit dan mual
|
Gangguan kebutuhan nutrisi
Gangguan kebutuhan cairan
|
3.2
Diagnosa
Keperawatan
No
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Tanggal
Ditemukan
|
Tanggal
Teratasi
|
1
|
Resiko tinggi terhadap kekurangan
volume cairan b.d kehilangan cairan sekunder terhadap diare.
|
4 juli 2012
|
Belum teratasi
|
2
|
Gangguan kebutuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh b/d mual
|
4 juli 2012
|
Belum teratasi
|
3
|
Hipertermi B/D proses infeksi, virus Dengue
|
5 julii 2012
|
Belum teratasi
|
3.3
Asuhan
Keperawatan
No
|
Diagnosa keperawatan
|
Rencana
keperawatan
|
Paraf
|
||
|
|||||
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
|||
1.
|
- Resiko tinggi terhadap kekurangan
volume cairan b.d kehilangan cairan sekunder terhadap diare.
|
kebutuhan cairan adekuat
|
a)
Awasi vital sign tiap 3 jam/lebih
sering
b)
Observasi intake dan output. Catat
warna urine / konsentrasi
c)
Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml
/hari ( sesuai toleransi)
d)
Kolaborasi : Pemberian cairan
intravena
|
Rasional : Vital
sign membantu mengidentifikasi fluktuasi cairan intravaskuler
Rasional :
Penurunan haluaran urine pekat dengan peningkatan BJ diduga dehidrasi.
Rasional : Untuk memenuhi kabutuhan cairan tubuh peroral
Rasional : Dapat
meningkatkan jumlah cairan tubuh, untuk mencegah terjadinya hipovolemic syok.
|
|
2
|
Gangguan kebutuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh b/d mual
|
- Gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi teratasi
|
a) Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai
b) Observasi dan catat masukan makanan pasien
c) Timbang BB tiap hari (bila memungkinkan )
d) Berikan makanan sedikit namun sering dan atau makan
diantara waktu makan
e) Berikan dan Bantu oral hygiene.
f) Hindari makanan yang merangsang dan mengandung gas.
|
Rasional : Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan
intervensi
Rasional : Mengawasi masukan kalori/kualitas kekurangan
konsumsi makanan
Rasional : Mengawasi penurunan BB / mengawasi efektifitas
intervensi.
Rasional : Makanan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan
meningkatkan masukan juga mencegah distensi gaster.
Rasional : Meningkatkan nafsu makan dan masukan peroral
Rasional : Menurunkan distensi dan iritasi gaster.
|
|
3
|
Hipertermi B/D proses infeksi, virus Dengue
|
Suhu tubuh normal
|
·
Beri komres air kran
·
Berika /
anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari ( sesuai toleransi )
·
Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis
dan mudah menyerap keringat
·
Observasi intake dan output, tanda vital ( suhu,
nadi, tekanan darah ) tiap 3 jam sekali atau lebih sering.
·
Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan
pemberian obat sesuai program.
|
·
Kompres dingin akan terjadi pemindahan panas secara
konduksi
·
Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat
evaporasi.
·
Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tipis mudah
menyerap keringat dan tidak merangsang peningkatan suhu tubuh.
·
Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui
keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Tanda vital merupakan acuan
untuk mengetahui keadaan umum pasien.
·
Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan
suhu tubuh yang tinggi. Obat khususnyauntuk menurunkan suhu tubuh pasien.
|
|
3.4
Implementasi
/ Pelaksanaan
No
|
Jam
|
Pelaksanaan
|
Evaluasi
|
Paraf
|
1
2
3
4
|
09.00 WIB
(4juli 2012)
09.00
WIB
14.00 WIB
5 juli 2012
09.00wib
|
Memberitahukan masukan cairan setiap
hari minimal 1500cc/hari dan pemberian kompres
Kolaborasi dengan pemberian cairan
secara IV.
Menimbang berat badan klien dan mengkaji factor penyebab
gangguan pemenuhan nutrisi.
Memberikan diet dalam kondisi hangat dan porsi
kecil tapi sering & Kolaborasi dengan tim gizi dalam
penentuan diet klien.
|
S:- klien demam
O: -klien tampak lemah
A: masalah belum teratasi
P: intervensi di lanjutkan
S: Ibu Klien berkata klien masih
demam.
O:
suhu tubuh klien 38,50C
A: masalah belum teratasi
P :intervensi di lanjutkan.
S :klien tidak nafsu makan karena
mual.
O: klien lemah
A:
masalah belum teratasi
P: intervensi di lanjutkan.
S : klien berkata tidak nafsu makan.
O :nafsu makan klien berkurang
A :masalah belum teratasi
P :intervensi di lanjutkan.
|
|
PEMBAHASAN
Setelah saya selesai melakukan dan
menetapkan Asuhan Keperawatan Pada klien a/n By Dengan kasus DHFdi Aster 5 RS SARI MUTIARA Medan,
yang diobservasi selama 2 hari, maka saya akan membahas beberapa hal yang
mendorong atau menghambat atau mencapai tujuan yang harus diterapkan serta ada
atau tidaknya kesenjangan yang dijumpai pada asuhan keperawatan secara konsep teori
dengan kasus.
Dalam
hal ini saya akan membahas melalui tahapan-tahapan proses perawatan yang
penulis lakukan.
4.1.
Tahap
Pengkajian
Selama
melakukan pengkajian atau wawancara dengan keluarga/pasien, saya tidak
menemukan kesalahan ataupun hambatan-hambatan karena keluarga maupun klien dapat diajak komunikasi
dalam mengungkapkan keluhan-keluhan yang dirasakan pasien.
Pengkajian yang dilakukan pada klien a/n By dengan DHF adalah : klien datang dengan keluhan lemas, mual, demam
2 hari sebelum di
bawa ke rumah sakit. Tanda – tanda vital klien RR : 26 x/menit, HR :78x/menit, Temp : 38,5 OC.
Kesenjangan yang
diperoleh antara teori tentang pengkajian dengan pengkajian yang saya lakukan pada klien tidak terdapat perbedaan. Setiap keluhan
yang dirasakan klien terdapat pada pengkajian yang ada di teori, termasuk
tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik yang secara langsung saya lakukan.
4.2. Tahap Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dijumpai pada pasien dengan DHF
secara teori ada beberapa diagnosa yaitu :
1. Hipertermi B/D proses infeksi, virus Dengue
2. Kekurangan volume cairan B/D peningkatan permeabilitas
kapiler,muntah dan demam.
3. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak
adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.
4. Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit B/D
kurangnya informasi.
Sedangkan diagnosa keperawatan yang kelompok temukan pada klien a/n N
sebagai berikut:
1. Hipertermi B/D proses infeksi, virus Dengue
2. Kekurangan volume cairan B/D peningkatan permeabilitas
kapiler,muntah dan demam.
3. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak
adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.
Diagnosa keperawatan yang
ditemukan pada klien N,
ada 3 diagnosa keperawatan sedangkan
didalam teori terdapat 4 diagnosa keperawatan. Diagnosa yang tidak di temukan
oleh kelompok sesuai dengan
teori adalah:
1. Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit B/D
kurangnya informasi.
4.3
Tahap Rencana Tindakan Keperawatan
Pada tahap
perencanaan intervensi, diagnosa yang ditemukan pada kasus seluruhnya di
laksanakan oleh perawat.
4.4 Tahap Implementasi
Pada tahap pelaksanaan
perawat melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana yang telah disusun
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selama pelaksanaan penulis menemukan beberapa faktor pendukung dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan yaitu adanya kerja sama keluarga dalam
menerapkan tindakan keperawatan,
kerjasama seluruh anggota kelompok dan kerja sama antara kelompok dengan
perawat ruangan dalam melanjutkan perawatan pada pasien dan tidak ada factor
pennghambat.
4.5 Tahap
Evaluasi
Setelah penulis
melakukan perawatan selama 2 hari, masalah yang ditemukan pada kasus seluruhnya belum teratasi. Kelompok menemukan pada kasus 3 masalah keperawatan
yaitu kekurangan volume cairan belum teratasi,pemenuhan kebutuhan nutrisi juga
belum teratasi karena porsi yang di berikan belum dapat dihabiskan, hipertermi
karena pasien kadang masih demam. Setelah hari ke 2 klien masih dirawat diruang
Aster 5 sehingga eveluasi seluruh masalah yang belum teratasi masih dilakukan
perawatan.
BAB V
PENUTUP
5.1.
KESIMPULAN
Dengue haemorhagic fever (DHF)
adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama
demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF
sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita
melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina).
Penyakit demam berdarah dengue
(DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang
dan dapat mengakibatkan kamatian.
5.2. SARAN
Untuk mencegah agar tidak terjadinya penyakit DHF terutama pada
anak dapat dilakukan hal berikut:
·
Mengusahakan
pemberantasan vektor dipusat daerah penyebaran yaitu : Sekolah, RS, termasuk
pula daerah penyangga sekitarnya.
·
Mengusahakan
pemberantasan vektor di sebuah daerah berpotensi penularan tinggi.
Ada 2 macam pemberantasan vektor antara lain :
ü
Menggunakan
insektisida
yang lazim digunakan Malathion untuk membunuh nyamuk dewasa dan themepos
(abate) untuk membunuh jentik.Cara penggunaan Malathion ialah dengan pengasapan
atau pengabotan (fogging).
ü
Tanpa
insektisida
a.
Menguras
bak mandi dan tempat penampungan air minimal 1 kali seminggu (perkembangan
telur nyamuk lamanya 7-10 hari)
b.
Menutup
tempat penampungan air rapat-rapat
c.
Mengubur
barang-barang bekas yang dapat memberi tempat atau memungkinkan nyamuk
bersarang.
DAFTAR
PUSTAKA
Effendi, Christantie, S.Kp, 1995.
Perawataan pasien DHF. Jakarta : EGC
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI.1985.Buku Kuliah 2 Kesehatan
Anak.Jakarta:Infomedika.
Soegijanto, S. (2004). Demam Berdarah Dengue. Surabaya :Airlangga
University Press.
Doenges E. Marilynn, 1999, Rencana
Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Suriadi, 2001, Pengkajian
Keperawatan Pada Anak, Edisi 1, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
http:\\www.google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar