By ;
Pantri Sater
Waktu berselimutkan terik
Burung
bergegas sembunyi dibalik rimbun
Kesunyian datang
menghampiri
Memberitahu yang
sedang terjadi
Kubiarkan
mata merangkak mengembara
Menembus
cahaya yang menyelimuti hamparan
Disini desah-desah
tergambar
Atas celoteh dari
lidah yang merasa gagah,
Namun
tabah masih kudekap
Ketika tegur makin mengguntur.
Bisik lirih terloncat
perlahan
Namun kesunyian tak
pernah mengunci hatiku
Kini.....bidadariku tak lagi ceria
Kini.....bidadariku tak lagi berbicara
Hanya karena
kehilangan perawannya
Kini semua hampa
terasa
Tak ubahnya besi tua hitam penuh kusam
Kian hari kian berkarat
Bidadariku kini
terlentang tanpa busana
Yang merangsang
banjir kemunafikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar