Laman

Kamis, 31 Januari 2013

Sejarah Perkembangan Drama dan Teater Indonesia

A.           Perkembangan tarap awal
  1. Kegiatan ritual keagamaan (bersifat puitis, melafalkan mantra-mantra).
  2. Pemvisualan dalam bentuk tari dan musik.
  3. Jenis tontonan, pertunjukan, hiburan tetapi cerita bukan masalah utama, cerita berupa mitos atau legenda. Drama bukan cerita tetapi penyampaian cerita yang sudah ada.
  4. Dilakukan oleh kalangan tertentu karena sebagai kegiatan yang khidmat dan serius.
  5. Kekaguman terhadap pemain karena sifat supernatural.
  6. Cerita bersifat sakral, maka diperlukan seorang pawang ada persyaratan dan aturan ketat bagi pemain dan penonton tidak boleh melanggar pantangan, pamali, dan tabu.
  7. Sebagai pelipur lara.
  8. Sebagai sarana mengajarkan ajaran agama  (Hindu, Budha, Islam).
  9. Melahirkan kesenian tradisional. Ciri-ciri kesenian tradisional menurut Kayam 1981: 44 kesenian tradisional-termasuk didalamnya teater-yaitu bentuk kesenian yang yang hidup dan berakar dalam masyarakatdaerah yang memelihara suatu tradisi bidaya daerah, akan memiliki ciri-ciri ketradisionalan dan kedaerahan. Ciri-ciri kesenian tradisional, yang di dalam pembicaraan ini dimaksudkan sebagai teater tradisional, menurut Umar Kayam adalah:
a.       Ruang lingkup atau jangkauan terbatas pada lingkungan budaya yang mendukungnya.
b.       Berkembang secara perlahan sebagai akibat dari dinamika yang lamban dari masyarakat tradisional.
c.       Tidak spesialis.
d.       Bukan merupakan hasil kreativitas individu, tetapi tercipta secara anonim bersama dengan sifat kolektivitas masyarakat yang mendukungnya.
  1. Sebagai konsekuensi kesenian tradisional, teater tradisional mempunyai fungsi bagi masyarakat. Fungsi yang dilaksanakan oleh masyarakat pendukungnyalah yang menyebabkan salah satu faktor mengapa teater tradisional ini tetap bertahan di dalam masyarakatnya. Fungsi teater tradisional sebagaimana kesenian lainnya bagi masyarakat pendukungnya adalah seperti dirumuskan berikut ini:
a.         Sebagai alat pendidakan (topeng jantu dari Jakarta untuk nasehat perawinan/rumah tangga).
b.        Sebagai alat kesetiakawanan sosial.
c.         Sebagai sarana untuk menyampaikan kritik sosial.
d.        Alat melarikan diri sementara dari dunia nyata  yang membosanakan.
e.         Wadah pengembangan ajaran agama.

B.           Drama dan teater rombongan: seni pertunjukan “tanpa naskah”
  1. Rombongan opera Abdoel Moeloek “opera lakon melayu dari Johor Malaysia”. Rombongan Abdoel Moeloek tidak bertahan lama karena :
  1. Terlalu melayu sentris.
  2. Bahasa, orkestra dan lakon hingga raja-raja melayu.
  3. Tidak memperbaharui pertunjukannya.
  1. Pada tahun 1891 di Surabaya didirikan opera melayu ”Komidi Stamboel oleh August Mahieu”. Ciri-cirinya sebagai berikut :
  1. Antara dua babak ditampilkan suatu selingan yang mungkin berupa lelucon ”banyolan” ayau berupa nyayian.
  2. Pada awal pertunjukan, saat layar dibuka untuk pertama kali, para pemain maju secara bergantian. Mereka memperkenalkan diri dengan cara membacakan beberapa bagian dari dialog tokoh yang akan diperankannya, atau mungkin juga dengan bernyanyi. Setelah itu baru seluruh pemain bersama-sama menghormat kepada penonton dan serempak kembali ke balik layar.
  3. Dikarenakan pertunjukan tidak terikat pada naskah, maka para pemain berimprovisasi sebisanya. Akibatnya sering kali pertunjukan disisipi adegan-adegan yang kurang sopan.
3.      Pada tahun 1906 pendiri Komidi Stamboel meninggal :
a.       Selingan diisi dengan dansa-dansa barat.
b.      Cerita lebih realistis ”Nyai Dasima, Oey Tam Bahsia, Si Pitung”.
c.       ”Komedi Stamboel” berubah menjadi perkumpulan yang lebih kecil yaitu rombongan :
·        Komedi opera stamboel.
·        Opera pertama stamboel.
·        Wilhelmina.
·        Sinar bintang hindia.
·        Opera bangsawan.
·        Indera bangsawan.
·        Komidi bangsawan.
4.      Pada tahun 1926, tepatnya pada tanggal 21 Juni 1926, di Sidoarjo didirikan sebuah perkumpulan yang nama lengkapnya The Malay Opera Dardanella oleh seorang Rusia kelahiran Penang, Malaysia. Orang tersebut bernama Willy Klimanoff yang kemudian berganti nama dengan A. Piedro. Pendiri Dardanella ini merupakan anak dari pemain sirkuit kenamaan A. Klimanoff. Perubahan antara Dardanella dengan teater rombongan sebelumnya adalah, antara lain :
a.       Introduksi atau pengenalan seperti yang terdapat pada Komedie Stamboel atau juga sebelum komidi bangsawan dihilangkan. Pertunjukan langsung dimulai begitu layar untuk pertama kalinya dibuka.
b.      Nyanyian disampaikan hanya bila perlu. Sementara teater rombongan sebelumnya, sepertinya nyanyian itu merupakan hal yang wajib.
c.       Kebebasan improvisasi yang berlebih-lebihan dibatasi. Dalam pementasan pemain mulai diarahkan oleh seseorang yang pada saat sekarang ini dapat disebut peran sutradara.
  1. Pertunjukan lebih sopan dibanding pertunjukan teater rombongan sebelumnya. Menendang atau menonjok kepala lawan main untuk menciptakan kesan lucu yang terkadang tidak sopan itu tidak ditemukan di dalam Dardanella.
  2. Jumlah babak pada Dardanella lebih kecil, bahkan tidak mencapai jumlah sepuluh babak.
Akhirnya dalam sejarah drama dan teater rombongan dikenal suatu kelompok atau perhimpunan sandiwara yang disebut Himpunan Sandiwara Maya. Kelompok ini didirikan pada tanggal 27 Mei 1944 di Jakarta Himpunan Sandiwara Maya diketuai oleh Usmar Ismail. Untuk pertama kalinya sebuah kelompok seni pertunjukan secara eksplisit mencantumkan tujuan aktivitasnya. Adapun tujuan aktivitas kelompok Maya ini adalah ”Memajukan seni sandiwara pada khususnya, kebudayaan pada umumnya, dengan berdasarkan kebangsaan, kemanusiaan, dan ketuhanan.
Munculnya kelompok Maya, bersamaan dengan berkuasanya pemerintahan penjajahan Jepang di Indonesia. Namun begitu kebijakan yang ditetapkan pemerintahan penjajahan Jepang ternyata menciptakan situasi dan kondisi bagi majunya kelompok sandiwara ini antara lain :
a.       Adanya pusat kebudayaan Keimin Bunka Shidoso, yang oleh pemerintahan penjajahan Jepang diberikan kesempatan untuk berkembang, terutama bagi kepentingan propaganda Jepang.
b.      Blokade pemerintah penjajahan Jepang terhadap pengaruh Barat, termasuk di dalamnya tentang teater dan perfilman Barat, sebagai media hiburan masyarakat.
Pertunjukan yang berdasarkan pada naskah, dijabarkan kedalam skenario Script , munculnya peran tegas sutradara di mulai pada ”Zaman Maya” ini. Keuntungan-keuntungan akibat tindakan pemerintah penjajahan Jepang pada saat itu antara lain adalah:
a.       Naskah-naskah drama lebih terdokumentasi
b.      Munculnya peran tegas sutradara di dalam drama dan teater. Sutradara berfungsi penuh, mulai dari menyiapkan naskah, menginterpretasikannya kedalam kemungkinan-kemungkinan pementasan, manajemen para pemain dan para teknisi panggung.
c.       Corak drama dan teater Indonesia berakar pada akar tradisi kebudayaan Indonesia, meneladani pada keberhasilan drama dan teater Barat.
 
sumber:http://adnandoang.blogspot.com

Selasa, 29 Januari 2013

Drama Modern

Drama modern pada dasarnya merupakan proses lanjutan dari kejayaan pementasan drama sebelumnya yang dimulai sejak zaman Yunani. Perubahan yang nampak terdapat pada hampir seluruh unsur drama pentas. Berbagai karakter tokoh di atas pentas diekspresikan dengan konsep pementasan modern yang memiliki efek-efek khusus dan teknologi baru dalam unsur musik, dekorasi, tata cahaya, dan efek elektronik. Gaya permainannya pun cenderung didominasi realistis hingga mengalami kejenuhan dan lebih menjurus pada gaya permainan yang eksperimental.
Perkembangan gaya eksperimental ditandai dengan banyaknya gaya baru yang lahir baik dari sudut pandang pengarang, sutradara, aktor ataupun penata artistik. Tidak jarang usaha para dramawan berhasil dan mampu memberikan pengaruh seperti gaya; Simbolisme, Surealisme, Epik, dan Absurd. Tetapi tidak jarang pula usaha mereka berhenti pada produksi pertama. Lepas dari hal itu, usaha pencarian kaidah artistik yang dilakukan oleh seniman drama modern patut diacungi jempol karena usaha-usaha tersebut mengantarkan kita pada keberagaman bentuk ekspresi dan makna keindahan.
Selain konsep dan bentuk pementasan yang modern, perkembangan drama modern dunia juga ditandai dengan munculnya beberapa dramawan yang namanya mendunia seperti:
1.      Henrik Ibsen (1828-1906) dari Norwegia dengan karyanya seperti Nora, Love’s Comedy, Brand and Peer Gynt, A Doll’s House, An Enemy of the People, The Wild Duck, Hedda Gabler, dan Rosmershom.
2.      Augst Strindberg (1849-1912) dari Swedia dengan karyanya seperti Saga of the Folkung, Miss Julia, The Father, A Dream Play, The Dance of Death, dan The Spook Sonata.
3.      George Bernard Shaw (1856-1950) dari Inggris dengan karyanya seperti Man and Superman, Arms and The Man, Major Barbara, Saint Joan, The Devil’s Disciple, dan Caesar and Cleopatra.
4.      William Butler Yeats (1884) dari Irlandia dengan karyanya seperti The Shadow of a Gunman, Juno and the Paycock, The Plough and the Stars, The Silver Tassie, Within the Gates, dan The Star Turns Red.
5.      Emile Zola (1840-1902) dari Prancis dengan karya drama terkenalnya yaitu Therese Raquin. Selain Zola, dramawan Prancis lainnya yang terkenal adalah Jean paul Sartre (1905-....) dengan karyanya seperti Huis Clos dan Les Mouches.
6.      Bertolt Bercht (1898-1956) dari Jerman dengan karyanya seperti Threepenny Opera, Mother Courage, dan The Good Woman of Setzuan.
7.      Luigi Pirandello (1867-1936) dengan karyanya seperti Right You Are, If You Think You Are, As You Desire Me, Henry IV, Naked, Six Characters in Search of an Author, dan Tonight We Improvise.
8.      Federico Garcia Lorca (1889-1936) dari Spanyol dengan karyanya seperti The Shoemaker’s Prodigius Wife, dan The House of Bernarda Alba.
9.      Maxim Gorky (1868-1936) dari Rusia dengan karya drama terkenalnya yaitu The Lower Depth.
10.  Tennesse Williams (1914-....) dari Amerika dengan karyanya seperti Cat on a Hot Tin Roof, Orpheos Descending, Baby Doll, dan Sweet Bird of Youth.
sumber: http://teater-damar.blogspot.com

Analisis Struktur

Ø  Tema
Landasan cerita ( ide struktural dalam cerita ). Tema juga disebut sebagai
gagasan ide atau pokok pikiran dalam suatu cerita, tema dalam sebuah cerita dapat menyampaikan amanat (pesan moral kepada pembaca). Dalam penyampaian tema pengarang tidak langsung menyebutkannya tetapi menjadi tugas pembaca untuk smencari suatu tema dalam sebuah cerita.
            Tema memberikan makna bagi sebuah cerita itu bermula. Tema menjabarkan implikasi umum dari keseluruhan cerita.tema dapat meliputi aspek kejiwaan manusia, sosial, politik, sejarah yang masing-masing dikonkretkan menjadi gagasan pokok. ( Sudjiman, 1991 : 56 dalam Lukman 1995 : 19)
Tema dalam naskah drama ”Aduh” menjelaskan tentang masalah kecil yang dibesar-besarkan. Keragu-raguan yang besar yang akhirnya membuat mereka menyesal.
Ø  Latar / setting
Latar adalah segala keterangan mengenai waktu, ruang, hari dan suasana dalam peristiwa. Latar dapat memberikan informasi terhadap sebuah peristiwa lengkap dengan gambaran situasinya, sehingga pembaca dapat mengetahui keadaan peristiwa dalam cerita. Melalui itu pengarang dapat memberitahukan mengenai tempat dimana suatu peristiwa terjadi juga mengenai waktu kapan peristiwa itu berlaku. Itu seperti ini yang di sebut latar fisik.
Latar dalam sebuah cerita dapat juga berupa suasana yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran,prasangka, maupun gaya hidup tokoh dalam peristiwa. Faktor yang demikian bersifat latar psikologis (oleh Aminudin, 1991 : 68).
Menurut Kenney, elemen suatu latar dalam sebuah cerita terdir dari :
  1. Lokasi geografis yang aktual yaitu termasuk tpografis pemandangan, dan bagian interior suatu ruangan.
  2. Pekerjaan dan mode penampilan tokoh setiap hari.
  3. Waktu suatu kejadian itu berlaku, entah itu periode historis.
  4. Agama dan kepercayaan, moral, intelektual, sosial, dan tingkat emosional sang tokoh (Kenney, 1961 : 40 dalam Lukman,1995 : 19)
Latar tempat yang digunakan dalam naskah drama Aduh ini adalah pinggir jalan tempat orang-orang bekerja. Di sebuah lorong tempat mayat digotong. Waktu yang digunakan dalam naskah drama Aduh adalah pada sore hari saat orang-orang menemukan sosok manusia yang butuh pertolongan.
Ø  Penokohan
Tokoh adalah individu yang mengalami peristiwa atau pelaku cerita, sedangkan penokohan adalah penciptaan antara tokoh (Sudjiman, 1990 : 79 di dalam Lukman 1995 :30). Dalam suatu cerita menciptakan bermacam tokoh sesuai dengan peran dan karakternya.
Salah seorang              : Waspada untuk menjaga segala tindakannya serta perilakunya, perhatian terhadap orang-pranng yang ada disekitarnya, poeduli dengan segala sesuatu hal yang telah terjadi, mudah mengeluh ketika menghadapi permasalahan yang rumit pada dirinya, egois karena dia tidak memperdulikan kejadian yang ada disekitarnya.
Yang simpati               : Peduli dengan nasib orang lain yang membutuhkan pertolongan, tegas untuk memecahkan permasalahan dalam ruang lingkupnya.
Yang iri                       : Syirik terhadap karena merasa dirinya tidak dapat mencapai semua keinginan tersebut.
Pemilik balsem            : Terlalu percaya terhadap hal-hal yang berbau mistik, kikir pada semua orang karena dia merasa dirinya mampu melakukan segala hal.
Pemimpin                    : Tegas dalam memutuskan atau menyelesaikan suatu permasalahan yang menyangkut kehidupan kelompoknya, bertanggung jawab dalam menyelesaiakan masalah yang dihadapi dalam kelompoknya, dalam sikapnya yang disiplin dia juga mudah tergoda dengan yang berbau materi.
Perintis jalan                : Bertanggung jawab atas semua tugasnya, bijaksana untuk memberikan keputusan, tegas dalam memutuskan permasalahan yamg terjadi, semangat dalam melakukan tugasnya, penakut, sombong atas perilaku yang dilakukan terhadap kelompoknya.
Yang marah                 : Mudah terpancing emosinya, pintar memutar balikkan fakta, tidak mau disalahkan.
Yang lain                     : Perhatian terhadap orang lain atau peduli, bertanggung jawab.
            Yang satu                    :  Bertanggung jawab, peduli terhadap orang lain.
Salah Satu                   : Merasa rendah diri karena dirinya merasa paling bodoh dibanding teman-temannya, mudah mengeluh terhadap suatu pertmasalahan, tidak bertanggung jawab terhadap tugasnya
Yang berani                 : Pemberani dalam mengatasi permsalahan walaupun bukan dia yang melakukannya.           
Ø  Amanat
Amanat yaitu suatu pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, amanat yang dapat diambil dari naskah drama Aduh karya Putu Wijaya.Kita tidak boleh ragu-ragu jika ingin menolong orang dan jangan sampai terpaku oleh pengalaman masa lalu karena tidak semua orang penipu atau penjahat.Jika kita ingin menolong orang lain hendaknya dengan hati yang ikhlas dan jangan berfikiran negatif terhadap orang lain kecuali orang itu sangat mencurigakan. Naskah drama Aduh juga mengajarkan kita untuk tidak membesar-besarkan suatu masalah sampai tidak memperdulikan orang yang butuh pertolongan.

sumber: http://eunikeyoanita.blogspot.com

Novel Kontemporer

Novel Indonesia Kontemporer
Pengertian Novel
H.B. Jassin berpengertian bahwa novel adalah cerita mengenal salah satu episode dalam kehidupan manusia, suatu kejadian yang luar biasa dalam kehidupan itu, sebuah krisis yang memungkinkan terjadinya perubahan nasib pada manusia.
 
Sejarah Novel Indonesia
Novel Indonesia pada awalnya muncul pada Angkatan Balai Pustaka. Contoh novelnya antara lain Siti Nurbaya, Salah Asuhan, Pertemuan Jodoh, Surapati, Apa Dayaku Karena Aku Perempuan. Tema-tema novel itu mencakup masalah politik, perkawinan, konflik sosial, konflik psikologis sesuai dengan zaman yang dialami oleh novelis.
Selanjutnya, muncul angkatan Pujangga Baru, angkatan 45, hingga angkatan 1966 yang memperkaya kesusastraan Indonesia.
 
Pengertian Novel Indonesia Kontemporer
Pengertian novel kontemporer secara sederhana adalah (1) novel yang hidup pada masa kini atau novel yang hidup pada waktu sama, (2) novel yang berusaha bergerak mendahului keadaan zamannya. Pengertian novel kontemporer secara luas adalah (1) novel yang menyimpang dari semua sistem penulisan fiksi yang ada selama ini atau yang bersifat konvensional, (2) novel yang menganggap masalah fisik dan batin dengan pola yang aneh tetapi suasana dan imaji yang sangat menakjubkan.
Kekuatan yang Menonjol dalan Novel Indonesia Kontemporer
Beberapa kekuatan yang menonjol dalam novel Indonesia kontemporer. Kekuatan-kekuatan itu adalah
  1. Pengaruh politik
  2. Kebudayaan
  3. Akar tradisi
  4. Pengaruh sejarah
  5. Psikolog
  6. Acuan
Ciri-ciri Novel Indonesia Kontemporer
Novel Indonesia kontemporer berciri sebagai berikut
  1. Antitokoh
  2. Antialur
  3. Bersuasana misteri atau gaib
  4. Cenderung mengungkapan transendental, sufistik
  5. Cenderung kembali ke tradisi lama atau warna lokal
Karya Sastra Indonesia Kontemporer
Contoh Puisi Indonesia Kontemporer
       Sutardji Chalzoum Bachri - Q
       Sutardji Chalzoum Bachri – Amuk
Contoh Cerita Pendek Indonesia Kontemporer
       Iwan Simatupang – Tunggu Aku di Pojok Jalan itu
       Umar Kayam – Istriku, Madame Schlitz, dan Sang Raksasa
Nukilan Novel Indonesia Kontemporer
       Linus Suryadi -  Pengakuan Pariyem
       Iwan Simatupang – Merahnya Merah 
 
Sumber: http://susastera.blogspot.com

PUISI KONTEMPORER

Puisi Indonesia Kontemporer
Pengertian Puisi
Dalam Pengantar ke Arah Studi Teori Sastra, Wirjosoedarmo (1984:15) menguraikan bahwa puisi adalah karangan yang terikat (1) banyak baris dalam tiap bait (2) banyak kata dalam tiap baris (3) banyak suku kata dalam tiap baris (4) rima dan (5) irama.
Pengertian Puisi Kontemporer
Puisi kontemporer tidak hanya terikat kepada tema, tetapi juga terikat kepada struktur fisik puisi. Puisi kontemporer adalah (1) puisi yang muncul pada masa kini yang bentuk dan gayanya tidak mengikuti kaidah-kaidah puisi pada umumnya (H, Nasution, dkk, 1998)
Pengertian Puisi Indonesia Kontemporer
Puisi Indonesia Kontemporer adalah puisi Indonesia yang lahir di dalam waktu tertentu yang berbentuk dan bergaya tidak mengikuti kaidah-kaidah puisi lama pada umumnya.
Munculnya Puisi Indonesia Kontemporer di dalam Khazanah Kesusastraan Indonesia
Istilah puisi Indonesia kontemporer mulai dipopulerkan pada 1970-an. Gerakan puisi kontemporer yang melanda dunia gaungnya terdengar di Indonesia dan memberi corak terhadap kehidupan puisi Indonesia pula. Puisi Indonesia Kontemporer di dalam dunia perpuisian Indonesia dikejutkan oleh Sutardji Calzoum Bachri dengan improvisasinya yang menjadi bagian penting dari proses penciptaan puisi-puisinya.
Ciri-ciri Puisi Kontemporer
Sumardi di dalam makalahnya berjudul Mengintip Puisi Indonesia Kontemporer (dalam Dewan Kesenian Jakarta, 1979), menegaskan ciri-ciri Puisi Kontemporer sebagai berikut:
  1. Puisi yang sama sekali menolak kata sebagai media ekspresinya
  2. Puisi yang bertumpu pada simbol-simbol nonkata, dan menampilkan kata seminimal mungkin sebagai intinya.
  3. Puisi yang bebas memasukkan unsur-unsur bahasa asing atau bahasa daerah.
  4. Puisi yang memakai kata-kata supra, kata-kata konvensional yang dijungkirbalikkan dan belum dikenal masyarakat umum
  5. Puisi yang menganggap tipografi secara cermat sebagai bagian dari daya atau alat ekspresinya.
  6. Puisi yang berpijak pada bahasa inkonvensional, tetapi diberi tenaga baru dengan cara menciptakan idiom-idiom baru.
Beberapa Bentuk dari Jenis Puisi Kontemporer
  1. Puisi yang terdiri dari garis dan gambar berupa kubus segi empat.
  2. Puisi yang menggunakan simbol-simbol dengan menampilkan atau kalimat seruan yang sedikit.
  3. Puisi yang bebas memasukkan unsur-unsur bahasa asing dan bahhasa daerah.
  4. Puisi yang memakai kata-kata supra, kata-kata konvensional yang dijungkirbalikkan dan belum dikenal masyarakat umum
  5. Puisi yang menggarap tipografi secara cermat sebagai bagian daya atau alat ekspresi.
  6. Puisi yang berpijak pada bahasa konvensional, tetapi diberi tenaga baru dengan cara menciptakan idiom-idiom baru.
  7. Puisi mbeling atau puisi lagu. Puisi ini mengungkapkan hidup sosial kota-kota besar yang sering menampilkan sikap penulis yang skeptis, pesimis, anarkis, dan individualis.
  8. Puisi yang sangat memperhatikan unsur bunyi
  9. Puisi konkret atau puisi gambar dengan sepatah kata atau kalimat menyertainya. Puisi seperti ini bisanya disebut puisi rupa atau puisi seni rupa. 
sumber: http://susastera.blogspot.com

Nama-nama Rumah Adat di Indonesia

Berikut adalah jenis rumah adat di Indonesia:
 sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Indonesia