BAB I
PENDAHULUAN
Kesalahan berbahasa tidak sama
dengan kekeliruan berbahasa. Keduanya memang merupakan pemakaian bentuk-bentuk
tuturan yang menyimpang. Kesalahan berbahasa terjadi secara sistematis kerena
belum dikuasainya sistem kaidah bahasa yang bersangkutan. Kekeliruan berbahasa
tidak terjadi secara sistematis, bukan terjadi karena belum dikuasainya sistem
kaidah bahasa yang bersangkutan, melainkan karena kegagalan merealisasikan
sistem kaidah bahasa yang sebenarnya sudah dikuasai.
Kekeliruan pada umumnya disebabkan
oleh faktor performansi. Keterbatasan dalam mengingat sesuatu atau
kelupaan menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi bahasa, kata, urutan
kata, tekanan kata, atau kalimat, dsb. Kekeliruan ini bersifat acak, artinya
dapat terjadi pada berbagai tataran linguistik. Kekeliruan biasanya dapat
diperbaiki sendiri oleh siswa bila yang bersangkutan, lebih mawas diri, lebih
sadar atau memusatkan perhatian. Siswa sebenarnya telah mengetahui sistem
linguistik bahasa yang digunakan, tetapi karena suatu hal dia lupa akan sistem
tersebut. Kelupaan itu biasanya tidak lama.
Sebaliknya,
kesalahan disebabkan oleh faktor kompetensi, artinya siswa memang belum
memahami sistem linguistik bahasa yang digunakannya. Kesalahan biasanya terjadi
secara konsisten dan sistematis. Kesalahan itu dapat berlangsung lama
apabila tidak diperbaiki. Perbaikan biasanya dilakukan oleh guru, misalnya
melalui remedial, latihan, praktik, dsb. Sering dikatakan bahwa kesalahan
merupakan gambaran terhadap pemahaman siswa akan sistem bahasa yang sedang
dipelajari olehnya. Bila tahap pemahaman siswa tentang sistem bahasa yang
sedang dipelajari olehnya ternyata kurang, kesalahan berbahasa tentu sering
terjadi. Namun, kesalahan berbahasa akan berkurang apabila tahap pemahaman semakin
meningkat.
Terjadinya kesalahan berbahasa di
kalangan siswa yang sedang belajar bahasa terutama belajar bahasa kedua, merupakan
fenomena yang mendorong para ahli pengajaran bahasa untuk mempelajari kesalahan
berbahasa. Dari studi tentang kesalahan berbahasa itu dapat diketahui bahwa
proses terjadinya kesalahan berbahasa berhubungan erat dengan proses belajar
bahasa. Kesalahan berbahasa merupakan gejala yang intern dengan proses belajar
bahasa. Oleh karena itu, untuk memahami proses terjadinya kesalahan berbahasa,
terutama di kalangan siswa yang sedang belajar bahasa, diperlukan pemahaman
tentang konsep-konsep belajar bahasa.
Penguasaan bahasa, baik bahasa
pertama maupun bahasa kedua diperoleh melalui proses belajar. Sebagian para
ahli pengajaran bahasa membedakan antara proses penguasaan bahasa pertama dan
penguasaan bahasa kedua. Proses penguasaan bahasa pertama bersifat ilmiah
dan disebut pemerolehan bahasa (language acquisition). Proses penguasaan
bahasa perama ini berlangsung tanpa adanya suatu perencanaan terstruktur.
Secara langsung anak-anak memperoleh bahasanya melalui kehidupan sehari-hari
dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Setiap ada yang normal secara fisik,
psikis, dan sosiologis pasti mengalami proses pemerolehan bahasa pertama.
Proses ini berlangsung tanpa disadari oleh anak. Anak juga tidaak menyadari
motivasi apa yang mendorongnya berada dalam kondisi pemerolehan bahasa pertama
itu.
Selanjutnya, proses penguasaan
bahasa kedua terjadi setelah seseorang menguasai bahasa pertama dan disebut belajar
bahasa (language learning). Proses belajar bahasa kedua pada umumnya
berlangsung secara terstruktur di sekolah melalui perencanaan program kegiatan
belajar mengajar yang sengaja disusun untuk keperluan itu. Dalam proses ini, si
pembelajar menyadari bahwa dia sedang belajar bahasa. Dia juga menyadari
motivasi apa yang mendorongnya untuk menguasai bahasa kedua itu.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
Tim
penulis mengambil beberapa referensi yang berguna bagi landasan berpijak untuk
menganalisis kesalahan berbahasa tersebut antara lain: Norish (1983) tentang
pembelajar bahasa dan kesalahan-kesalahannya, termasuk di dalamnya kesalahan
pembelajar dalam menulis; H.V. George (1972)
mengenai kesalahan-kesalahan umum yang dilakukan oleh pembelajar,
beberapa penyebab kesalahan berbahasa, dan cara mengatasi kesalahan berbahasa; O’Grady, et.al. (1989)
tentang kesalahan berbahasa yang dihubungankan dengan masalah interlanguage dan interference dalam perolehan
bahasa kedua (L2); Tarigan (1988) mengenai teori kesalahan berbahasa dan langkah-langkah
dalam melakukan analisis kesalahan berbahasa; Tarigan (1989) yang membahas
secara rinci pengajaran remedi bahasa sebagai tindak lanjut ditemukannya
berbagai kesalahan berbahasa agar kesalahan-kesalahan tersebut tidak terjadi
lagi dalam proses pembelajaran bahasa asing/kedua; Lightbown dan Nina Spada
(1999) mengenai pembelajaran bahasa kedua dan berbagai aspeknya.
Referensi-referensi tentang tata bahasa Indonesia dan aspek-aspeknya dapat
dirunut dari Alieva et. Al (1991),
Moeliono (1993), Dardjowidjoyo (1984).
Norish (1983: 6-8) memandang perlunya
membedakan tiga tipe penyimpangan berbahasa yang berbeda . Tiga hal itu
meliputi error, mistake, dan lapse. Error , kesalahan, merupakan
penyimpangan berbahasa secara sistematis dan terus-menerus sebagai akibat belum
dikuasainya kaidah-kaidah atau norma-norma bahasa target. Mistake, kekeliruan, terjadi
ketika seorang pembelajar tidak secara
konsisten melakukan penyimpanagn dalam berbahasa. Kadang-kadang pembelajar
dapat mempergunakan kaidah/norma yang benar tetapi kadang-kadang mereka membuat
kekeliruan dengan mempergunakan
kaidah/norma dan bentuk-bentuk yang keliru. Lapse,
selip lidah, diartikan sebagai bentuk penyimpangan yang diakibatkan karena pembelajar kurang
konsentrasi, rendahnya daya ingat atau sebab-sebab lain yang dapat terjadi
kapan saja dan pada siapa pun.
Selain membedakan berbagai bentuk
penyimpangan berbahasa, Norish juga menyatakan bahwa kesalahan-kesalahan
berbahasa pembelajar dapat dijadikan alat bantu yang positif dalam pembelajaran
karena dapat dipergunkan oleh pembelajar
maupun pengajar dalam mencapai tujuan pembelajaran bahasa...” some good pedagogical reasons have been
suggested for regarding errors made bay learners of foreign language leniently but the most
important reason is that the error itself may actually be a necessary part of
learning a language “(Norish, 1983: 6).
Berkaitan dengan kesalahan dalam
menulis, Norish berpendapat bahwa penting untuk mendorong pembelajar dapat
menyusun kalimat-kalimat mereka secara tertulis sehingga kesalahan-kesalahan
yang dibuat hendaknya direduksi bahkan dihilangkan sama sekali....”it was vital that people should be educated
to construct grammatically acceptable sentence and be able to spell
correctly...because of this, a great deal of attention has traditionally been
given to writing and error in the medium
tend to be regarded as indicative of some type of failure”(Norrish,
1983: 65).
Mengenai klasifikasi kesalahan berbahasa, kami
mengklasifikan kesalahan menurut sistem gramatikal yang meliputi: fonologi, morfologi, dan sintaksis, dan
klasifikasi kesalahan karena adanya penghilangan, penambahan, dan penggantian
bentuk-bentuk tertentu.
2.1
Sumber dan Analisis Data
Data-data untuk menganalisis kesalahan
berbahasa di ambil dari komposisi para pembelajar yang mempelajari bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional yang dikumpulkan dan mencatat
kesalahan-kesalahan yang ada dalam
komposisi dan dicatat dalam sebuah tabel untuk selanjutnya diklasifkasikan.
Komposisi ini dijadikan data sebagai bahan
menganalisis karena data ini dapat
diamati secara langsung dalam bentuk
tertulis sehingga memudahkan proses
identifikasi dan klasifikasi kesalahan .
Analisis data dilakukan
dengan identifikasi kesalahan-kesalahan berbahasa. Setelah diidentifikasi,
kesalahan-kesalahan berbahasa tersebut diklasifikasikan dalam kelompok-kelompok
tertentu sehingga akan terlihat kesalahan-kesalahan berbahasa yang sering
dilakukan oleh pembelajar. Apabila langkah-langkah di atas sudah dilakukan,
penentuan alternatif pembelajaran remedinya dapat dilakukan dengan tetap
memperhatikan tingkat kesalahan yang dibuat oleh pembelajar untuk menentukan
prioritas pembelajarannya.
Pada makalah ini akan dipaparkan
hasil analisis atas kesalahan-kesalahan berbahasa yang terjadi melalui hasil
karangan yang diambil dari sepuluh (10) karangan siswa SMP Negeri 2 Kutacane sebagai bahan
untuk menganalisis kesalahan dalam berbahasa.
2.1.1 Tataran
Fonologi, Morfologi, dan Sintaksis
Tabel
pesebaran kesalahan-kesalahan berbahasa yang akan dianalisis:
No
|
Nama
|
Kelas
|
Jenis kesalahan
|
Jumlah kesalahan
|
Kesimpulan
|
1.
|
Lilis Suryani
|
IX.2
|
Fonologi
|
8
|
Kata Rumah ada 2, nYaman ada 3.
|
|
|
|
Morfologi
|
4
|
Kata ke bersihan ada 2,
membersihkan nya ada 2 kata.
|
|
|
|
Sintaksis
|
2
|
Kalimatnya tidak efektif
|
Dari
hasil karangan/tulisan Lilis Suryani dapat dilihat kesalahan-kesalahan yang ada
seperti yang tertera dalam tabel diatas:
Dalam bidang fonologi
ada 8 yaitu
·
Rumahà
seharusnya yang benar adalah rumah.
Kata rumah tersebut berada di tengah kalimat sehingga huruf R-nya bukan huruf
kapital.
·
nYamanà
seharunya nyaman tanpa menggunakan
huruf kapital pada huruf Y-nya .
·
dari pdà
seharusnya yang benar adalah kata daripada.
·
apa bilaà
seharunya Apabila yang tanpa
menggunakan spasi dan juga huruf A-nya harus kapital karena kata tersebut
berada di awal kalimat.
·
ygà
seharusnya yang tanpa kata tersebut
disingkat.
Dalam
bidang morfologi ada 4.
·
ke bersihanà
seharusnya Kebersihan tanpa
menggunakan spasi serta huruf K-nya
harus menggunakan huruf kapital karena berada pada awal kalimat. dan satu kata
lagi berada ditengah kalimat sehingga k-nya sudah benar namun menjadi salah
karena memakai spasi.
·
Membersihkan nyaà
seharusnya yang benar adalah membersihkannya
tanpa ada spasinya.
Dalam
bidang sintaksis
·
ke bersihan setengah
dari pd iman kita harus menjaga kebersihan agar tempat yang kita tinggali
bersihàkalimat
ini sangat tidak efektif karena tidak adanya hubungan antara kalimat pertama
dan kedua. Yang benar seharusnya “Kebersihan
merupakan bagian dari kesehatan, sehingga kita harus tetap menjaga agar
lingkungan kita selalu bersih.”
·
Kita harus terjauh dari
penyakit kalau kita melihat rumah kita sendiri kotor ataupun jorok maka kita
harus membersihkan nyaà dalam kalimat ini tidak
menggunakan tanda baca sehingga maknanya kurang jelas. yang benarnya adalah ”Kita harus terjauh dari penyakit. Apabila
kita melihat rumah kita dalam keadaan kotor, maka harus segera kita bersihkan.”
No
|
Nama
|
kelas
|
Jenis kesalahan
|
Jumlah kesalahan
|
keterangan
|
2.
|
Jefri Efendy
|
IX.2
|
Fonologi
|
10
|
Kata sampah ada 8
|
|
|
|
Morfologi
|
7
|
Sembarangan ada 3 kata, penyakit
ada 3 kata.
|
|
|
|
sintaksis
|
4 paragraf
|
4 dari 5 paragraf salah
|
Dari karangan Jefri Efendy, dapat
dilihat hasil analisisnya antara lain:
Dari
segi fonologi ada 10 kesalahan.
·
IManà
seharusnya yang benar adalah iman
tanpa ada huruf kapitalnya.
·
Sungaià
yang benar adalah kata sungai karena
kata tersebut berada di tengah kalimat sehingga tidak dibenarkan menggunakan
kapital.
·
Sampahà
yang benar adalah sampah tanpa
kapital huruf S-nya.
Dari
segi morfologi
·
Sebagian, Sembarangan,
Penyakit à seharusnya huruf S dan P-nya pada
awal kalimat dalam setiap kata tidak menggunakan huruf kapital.
Dari
segi sintaksisnya
·
Hampir semua kalimatnya
salah dimana di dalam karangan tersebut terdapat pengulangan kalimat sampai beberapa
kali.
·
Tidak adanya tanda baca
dalam karangan sehingga memperbanyak kesalahan.
·
Dalam satu paragraf
terdapat ide pokok yang lebih dari satu bahkan ada tiga ide pokok dalam satu
paragraf.
No
|
Nama
|
Kelas
|
Jenis kesalahan
|
Jumlah kesalahan
|
Kesimpulan
|
3.
|
Tri Listari
|
IX.2
|
Fonologi
|
6
|
Kata kebersihan ada 4, kata
apabila ada 2.
|
|
|
|
Morfologi
|
1
|
Diksi yang salah
|
|
|
|
Sintaksis
|
1
|
Kalimatnya tidak efektif
|
Dari hasil karangan yang ditulis
oleh Tri Listari, dapat dianalisis sebagai berikut:
Segi
fonologi
·
Kebersihanà
seharunya kata kebersihan tersebut menggunakan huruf kapital pada awal hurufnya
karena merupakan di awal kalimat.
·
apa bilaà
seharusnya tidak menggunakan spasi pada kata apa dan bila.
Dari
segi morfologi
·
kekotoranà
seharusnya kata ini tidak dimunculkan dalam karangan karena pilihan katanya
tidak sesuai. Walaupun seandainya tidak dapat dielakkan penggunaannya, gunakanlah
hanya kata “kotor”.
Dari
segi sintaksis
·
kebersihan itu dapat
mencegah penyakit maka hindarilah kekotoran baik di sekolah, rumah ataupun
tempat lainà maka seharusnya dapat dituliskan
dengan “ Kebersihan dapat mencegah penyakit. Oleh karena itu, hindarilah
tempat-tempat yang kotor seperti di sekolah, rumah, ataupun tempat lain dengan
cara membersihkannya.”
No
|
Nama
|
Kelas
|
Jenis kesalahan
|
Jumlah kesalahan
|
Kesimpulan
|
4.
|
Wiwik Ranasyah
|
VIII.5
|
Fonologi
|
2
|
Hanya salah dalam penggunaan
kapital.
|
|
|
|
Morfologi
|
-
|
|
|
|
|
Sintaksis
|
-
|
|
Yang
dapat dianalisis dari karangan Wiwik Ranasyah adalah sebagai berikut:
Segi fonologi
·
Sangat, Siswaà
seharusnya huruf S-nya pada awal kalimat tidak menggunakan huruf kapital karena
kata tersebut berada di tengah kalimat.
Catatan:
secara keseluruhan dari karangan tersebut sudah cukup bagus, hanya saja
penggunaan tanda bacanya yang kurang tepat.
No
|
Nama
|
Kelas
|
Jenis kesalahan
|
Jumlah kesalahan
|
Kesimpulan
|
5.
|
Muna Warah
|
VIII.5
|
Fonologi
|
5
|
Salah menggunakan huruf kapital
dalam awal kata
|
|
|
|
Morfologi
|
3
|
Menggunakan spasi
|
|
|
|
Sintaksis
|
2
|
Terlalu banyak menggunakan kata
sambung “dan”
|
Dari
karya tulis/karangan Muna Warah tersebut dapat dilihat hasil analisisnya yaitu:
Dari segi fonologi
·
Terjadi kesalahan pada
penggunaan huruf kapital pada huruf awal setiap kata yang seharusnya tidak perlu
memakai huruf kapital.
Dari segi morfologi
·
Menyemprot nya, di
bersihkan, di tanamà seharusnya tidak menggunakan spasi
dalam menulis kata diatas.
Dari segi sintaksisnya
·
Dan lokasi penanaman
yang ada di kebun ada yang di dekat coklat, dan ada juga yang di dekat pisangà
kalimat tersebut salah karena menggunakan kata sambung “dan” dalam membuka
paragraf. Kalimat ini tidak tahu persis apa maksudnya. Namun jika dilihat dari
kalimat awalnya, maka dapat diubah kalimat ini menjadi “ sayuran, tomat, serta yang lainnya dapat ditanam di dekat pohon
coklat, begitu juga di dekat pohon pisang.”
·
Dan cara penanamannya
ada yang di beri pupuk, menyirami tanamannya, dan mencabut rumput, dan
menyemprotnyaàkalimat ini juga menggunakan kata
“dan” sebagai pembuka kalimat. kalimat ini sangat tidak logis karena “cara
penanamannya ada yang di beri pupuk” tidak menyampaikan suatu arti atau gagasan
yang benar. Seharusnya kalimat yang dibuat yaitu “ cara merawat tanamannya adalah dengan memberi pupuk, menyiram
tanaman, menjaga kebersihannya dari rumput, serta menyemprotnya”.
No
|
Nama
|
Kelas
|
Jenis kesalahan
|
Jumlah kesalahan
|
Kesimpulan
|
6.
|
Selpia Irani
|
IX.4
|
Fonologi
|
3
|
Kata ulang disingkat
|
|
|
|
Morfologi
|
2
|
Menggunakan spasi
|
|
|
|
Sintaksis
|
2
|
Mubajir dalam memakai kata ”dan”
|
Dari
karangan Selpia Irani dapat dianalisis kesalahannya sebagai berikut.
Dari unsur fonologi
·
Rumput xxà
seharusnya kata ulang tersebut tidak disingkat sehingga dapat dilihat
kebenarannya seperti “ rumput-rumput “.
·
mingguà
seharusnya Minggu.
·
Paraà
seharusnya Pada.(mungkin pengarang salah menulis)
Dari unsur morfologi
·
Menjaga nya, suasana
nyaà
seharusnya dalam kata tersebut tidak perlu menggunakan spasi sehingga yang
benarnya adalah menjaganya dan suasananya.
Dari unsur sintaksisnya
·
Kita harus membersihkan
lingkungan dan menjaga nya dengan baik, dan supaya bersih dan enak dipandang
mata. Dan membuang sampah pada tempatnyaà
kata “dan” sangat banyak digunakan dalam kalimat diatas sehingga terjadi
kesalahan dalam kalimatnya. Seharusnya kalimatnya dapat dibuat seperti: kita harus membersihkan lingkungan dan
menjaganya dengan baik supaya tetap bersih dan indah dipandang mata, serta
membuang sampah pada tempatnya.
·
Para hari minggu kita
harus membersihkan pekarangan rumah dan mencabuti rumput xx supaya terlihat
bersih, manfaatnya adalah untuk diri kita sendirià
kalimat tersebut dapat diganti dengan “ Pada
hari Minggu, kita dapat meluangkan waktu untuk membersihkan pekarangan rumah
serta mencabuti rumput-rumputnya supaya terlihat bersih, dan manfaatnya adalah
untuk diri kita sendiri juga.”
No
|
Nama
|
Kelas
|
Jenis kesalahan
|
Jumlah kesalahan
|
Kesimpulan
|
7.
|
Sari Ulan Padila
|
IX.4
|
Fonologi
|
20
|
Kata-katanya banyak yang
disingkat
|
|
|
|
Morfologi
|
7
|
Di tengah kata menggunakan huruf
kapital
|
|
|
|
Sintaksis
|
6
|
Pada awal kalimat tidak
menggunakan huruf kapital
|
Hasil
analisis dari karangan Sari Ulan Padila dapat dilihat penjabarannya seperti di
bawah ini.
Dari segi fonologinya
·
kepaDa, sbg, Bisa (ada
2 kata), hiDup (ada 3 kata), tdk (ada 4 kata), pd (ada 3 kata), aDa, anak2, Di,
Dan, Bersih, malaRia. Kata-kata di atas semua salah karena penggunaan huruf
kapitalnya tidak benar dimana ketika katanya sedang berada di awal kalimat
tidak menggunakan huruf kapital, jika katanya berada di tengah kalimat maka
huruf kapital digunakan pada awal huruf. Dan yang membuat kata tersebut menjadi
salah terlebih karena menggunakan huruf kapital di tengah daripada sebuah kata.
Seharusnya kata-kata yang benarnya yaituà kepada, sebagian,
bisa, hidup, tidak, pada, ada, anak-anak, di, dan, bersih, malaria.
Dari segi morfologinya
·
keBersihan (ada 2
kata), memBuang (ada 2 kata), semBarang, Buanglah, terhinDar. Dalam segi
morfologinya juga tetap sama kesalahannya seperti dalam segi fonologinya dimana
penggunaan huruf kapitalnya yang tidak sesuai penempatannya. Seharusnya yang
benar adalahà kebersihan, membuang, sembarang, buanglah, terhindar.
Dari segi sintaksisnya
·
kita harus jaga
kebersihan dan lingkungan kita agar kita bisa hidup nyamanà
seharusnya “Kita harus menjaga
kebersihan lingkungan demi terciptanya kehidupan yang nyaman.”
·
jika kita tdk menjaga
lingkungan kita akan mendapat penyakit dan lalu kita sakità
seharusnya “Jika kita tidak menjaga
kebersihan lingkungan, maka kita bisa terserang penyakit.”
·
Pd suatu hari aDa anak2
kampung saya membuang sampah sembarangan dia memBuang sampah di sungai dan
sampah itu mengalir dan sumBat akhirnya kejadian banjirà
seharusnya ”Pada suatu hari, ada seorang
anak-anak di kampung saya yang membuang sampah sembarangan. Dia membuang sampah
di sungai. Namun akhirnya aliran sungai itu menjadi tersumbat oleh sampah tadi
sehingga menimbulkan banjir.
·
kalau kampung kita
sudah Bersih penyakit tdk akan pernah datangi kita seperti penyakit malaRia dan
sebagainya tdk akan menular kepaDa kampung kita sekitarnyaàseharusnya
“Apabila kampung kita bersih, kemungkinan
besar kita tidak akan terserang penyakit seperti: Malaria, DBD (demam
berdarah), dan sebagainya.”
·
kalau kita jaga
kebersihan agar kita semua anak sehatà
seharusnya “Marilah kita jaga kebersihan
agar kita semua terhindar dari serangan berbagai penyakit.”
·
kita harus memBuang
sampah pd tempatnya agar tdk terhinDar dari penyakità
seharusnya “Kita harus membuang sampah
pada tempatnya agar terhindar dari penyakit.”
No
|
Nama
|
Kelas
|
Jenis kesalahan
|
Jumlah kesalahan
|
Kesimpulan
|
8.
|
Muhammad Jauhari
|
IX.4
|
Fonologi
|
5
|
Salah dalam penggunaan kapital
|
|
|
|
Morfologi
|
1
|
Penggunaan spasi yang tidak tepat
|
|
|
|
Sintaksis
|
-
|
Sudah cukup baik
|
Hasil
analisis dari karangan Muhammad Jauhari dapat dilihat penjabarannya seperti di
bawah ini.
Dari segi fonologinya
ada 5 kesalahan
·
Menjaga, Sampah-Sampah,
Selokan, Serta, Sangatà kesalahannya terletak pada
penggunaan huruf kapital. seharusnya yang benar adalah “menjaga, sampah-sampah, selokan, serta, sangat.” Hasil
analisis dari karangan ini ditemukan bahwa setiap huruf S pada awal kata
sering menggunakan huruf kapital.
Dari segi morfologinya
·
di penuhià
seharusnya tidak menggunakan spasi dalam kata tersebut sehingga yang benarnya
adalah “dipenuhi”
dari segi sintaksisnya
·
jika dilihat dari hasil
analisisnya, maka karangan ini sudah cukup baik dari segi kalimatnya. Baik penggunaan
tanda bacanya, keefektifan kalimatnya juga sudah bagus dalam tingkatan SMP.
No
|
Nama
|
Kelas
|
Jenis kesalahan
|
Jumlah kesalahan
|
Kesimpulan
|
9.
|
Yeni Marpida
|
IX.4
|
Fonologi
|
11
|
Kesalahan dalam pemakaian huruf
kapital serta menyingkat kata ulang
|
|
|
|
Morfologi
|
2
|
Salah dalam huruf kapitalnya
|
|
|
|
Sintaksis
|
6
|
Penyusunan kalimatnya tidak
efektif
|
Hasil
analisis yang diperoleh dari karangan Yeni Marpida adalah sebagai berikut:
Dari unsur fonologinya
·
MANFAAT, Dengan (ada 2
kata), yanG, pohon xx, tanaman xx, janGan, Dan (ada 4 kata)à
kesalahan yang terjadi yaitu kesalahan dalam penggunaan huruf kapital yang
tidak sesuai serta penyingkatan kata-kata ulang. Seharusnya kata- kata yang
benar adalah “Manfaat, dengan, yang,
pohon-pohon, tanaman-tanaman, jangan, dan.”
Dari unsur morfologinya
·
jaGalah, berGunaà
seharusnya huruf yang ditengah kata tidak perlu menggunakan huruf kapital.
Seharusnya yang benar adalah “jagalah,
berguna.”
Dari segi sintaksisnya
Setelah dianalisis dari keseluruhan karangan yang
ditulis oleh Yeni Marpida, maka ditemukan banyak sekali kesalahan dalam segi
sintaksisnya dimana dalam karangan tersebut kita tidak mengerti tujuan ataupun
hal apa yang disampaikan kepada pembaca. Penggunaan kalimatnya tidak jelas
karena hubungan antar kalimat tidak ada, penggunaan tanda baca (koma) yang
sangat banyak, penggunaan kata sambung “dan” yang sangat banyak, kata-katanya
berulang-ulang, serta dalam satu paragraf mempunyai ide pokok yang lebih dari
satu.
·
Contoh kalimat yang
diambil sebagai penjelas dari pernyataan diatas, misalnya:
Ø Diambil
dari paragraf kedua dimana kalimatnya seperti berikut
“Dan tidak kebanjiran.
Hidup kita pun menjadi indah, dan halaman rumah, sekolah menjadi indah
dipandang. Dan kebersihan itu sebagian dari iman dan kita harus menjaga
kebersihan lingkungan, kebersihan rumah, kebersihan pakaian dll.”
Pembenarannya:
Marilah
kita bersama-sama menjaga lingkungan agar tetap bersih sehingga banjirpun tidak
akan terjadi dan menjadikan sekeliling kita indah. Baik di rumah maupun di
sekolah, harus kita jaga kebersihannya agar indah dipandang mata. Ada pribahasa yang menyatakan, “ kebersihan
merupakan sebahagian dari iman.”
No
|
Nama
|
Kelas
|
Jenis kesalahan
|
Jumlah kesalahan
|
Kesimpulan
|
10.
|
Raja Maha
|
IX.5
|
Fonologi
|
5
|
Kesalahan dalam penggunaan kapital
|
|
|
|
Morfologi
|
2
|
Salah dalam penggunaan kalpital
serta spasinya
|
|
|
|
Sintaksis
|
2
|
Kalimat yang kurang efektif
|
Hasi analisis yang diperoleh dari
karangan Raja Maha, maka dapat dijabarkan seperti di bawah ini.
Dari
segi fonologinya
·
Remaja, Rusak, Rumah, Hal-hal,
Untukà
kesalahan yang terjadi adalah pada penggunaan huruf kapitalnya yang tidak
tepat.seharusnya yang benar adalah “remaja,
rusak, rumah, hal-hal, untuk.”
Dari
unsur morfologi
·
Penyakit, di pakaià
dalam hal ini terjadi kesalahan dalam penggunaan huruf kapital dan juga
kesalahan dalam menggunakan spasi. Seharusnya yang benar adalah “penyakit, dipakai.”
Dari
segi sintaksisnya
·
Untuk terhubung ke
internet kita harus memiliki, komputer laptop dan Hpàdalam
kalimat ini masih belum efektif dimana penggunaan tanda bacanya masih belum
tepat sehingga pengartiannya masih kurang tepat. Seharusnya kalimat tersebut
dapat ditulis seperti “Untuk dapat
terhubung ke jaringan internet, kita harus memiliki Komputer, Laptop, Hand
phone serta barang elektronik lainnya yang dapat digunakan untuk menggunakan
jasa internet tersebut.”
·
Manfaat komputer adalah
dapat menambah ilmu pengetahuan, mencari informasi yang kita butuhkan dan juga
bisa berdagang di internetà
kalimat ini juga masih belum efektif dimana dalam kalimat tersebut dikatakan
bahwa kita dapat menambah ilmu pengetahuan dari komputer. Memperoleh ilmu
pengetahuan serta informasi lainnya bukan kita dapatkan dari komputer melainkan
dari internet tersebut. Kalimat yang lebih benarnya dapat ditulis seperti ini “Internet sangat bermanfaat bagi kita
dimana hal tersebut dapat menambah ilmu pengetahuan, mencari informasi yang
kita butuhkan, bisa berdagang melalui internet, serta masih banyak hal lagi
yang dapat kita lakukan di dalam menggunakan layanan internet.”
·
Bahaya dan Penyakit
internet bisa membuat kita lupa diri, mata Rusak, dan lupa akan makan sehingga
timbul penyakit maag, dapat mempraktekkan apa yang kita lihat di internetà
terjadi kesalahan dalam kalimat ini dimana penyusunan kata-katanya masih belum
tepat sehingga masih salah dalam pola kalimatnya. Dari kesalahan tersebut
membuat kalimat itu menjadi tidak efektif. Kalimatnya dapat diperbaiki seperti
ini “Bahaya maupun penyakit yang dapat
terjadi dari penggunaan internet adalah
dapat membuat kita lupa diri seperti: lupa makan karena terlalu asyik
main internet sehingga dapat kena penyakit maag, mata dapat rusak karena
terlalu lama di depan komputer, serta dapat berdampak negatif akibat
penyalahgunaan layanan internet tersebut.”
2.2 Alternatif Strategi Pembelajaran Remedi
2.2.1.
Hakekat Pembelajaran Remedi
Pembelajaran remedi
dimaksudkan sebagai suatu proses memperbaiki berbagai kesalahan berbahasa atau
proses membantu pembelajar yang mengalami kesulitan dalam memahami berbagai
kaidah berbahasa. Pembelajaran ini juga dimaksudkan sebagai proses penyadaran
atas berbagai kesalahan yang dilakukan pembelajar untuk kemudian dilakukan
berbagai upaya penanggulangan agar kesalahan-kesalahan tersebut tidak terjadi
lagi ( Richard, 1987: 244; George, 1972: 79-80; Norrish, 1983: 79; Suratminto,
1996: 4).
2.2.2 Langkah-Langkah Pembelajaran Remedi
Kesalahan-kesalahan berbahasa
yang telah dikemukakan pada bab II dapat digunakan sebagai pijakan untuk
menentukan langkah-langkah lanjutan yang
harus diambil. Hal penting yang perlu dilakukan adalah menginformasikan
berbagai kesalahan tersebut kepada pembelajar agar mereka mengetahui kesalahan-kesalahan
yang mereka lakukan. Langkah ini sangat penting dilakukan agar mereka tidak
mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama. Kesalahan terbanyak yang terungkap
dalam penelitian ini adalah kalimat yang
tidak efektif karena hanya berupa jajaran kata yang tidak membentuk satu
kesatuan arti/informasi. Kesalahan lain yang perlu diketahui pelh mereka adalah
pemakaian afiks dan pilihan kata. Dua hal ini sangat penting untuk menyususn
kalimat dan paragraf sehingga mereka hendaknya diminta untuk benar-benar
memperhatikannya.
Setelah mereka mengetahi
kesalahan yang mereka lakukan perlu diupayakan koreksi atas kesalahan-kesalahan
tersebut. Koreksi in dapat dilakukan bersama-sama di dalam kelas, ataupun secara individual
dengan mempertimbangkan karakteristik pembelajar dan kesalahan yang mereka lakukan.
Teknik pertama dapat dilakukan bila pembelajar dapat saling terbuka menerima
kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan dan terbuka menerima koreksi dari
pembelajar lain. Keuntungan teknik ini adalah penghematan waktu belajar dan
komunikasi antarpembelajar dapat terjalin. selain itu masing-masing pembelajar
mengetahui beragamnya kesalahan yang dilakukan pembelajar-pembelajar lain
sehingga secara otomatis mereka tidak melakukan kesalahan yang sama. Proses
koreksi itu sendiri, membantu pembelajar untuk belajar kaidah-kaidah berbahasa
secara aplikatif. Teknik bimbingan individual memang lebih efektif dari segi
pendekatan personal. Pengajar mengatahui benar-benar karakteristik pembelajar
dan kesalahan yang dilakukannya sehingga dapat memberikan alternatif pembenarannya
secara tepat. Selain itu, pembelajar
tidak meresa malu dengan diketahuinya kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan.
Akan tetapi ini memerlukan waktu tersendiri yang lebih banyak dan tidak ada sharing antarpembelajar.
Langkah ketiga yang dapat dilakukan adalah memberikan
contoh-contoh yang benar atas kesalahan-kesalahan tersebut sehingga pembelajar
dapat membandingkan antara bentuk-bentuk yang salah dengan bentuk-bentuk yang
benar. Dengan contoh-contoh ini, pembelajar diharapkan untuk “menangkap”
pola-pola yang benar sehingga dapat membuat bentuk-bentuk yang benar.
BAB
III
PENUTUP
Kesalahan-kesalahan berbahasa Indonesia
para pembelajar (BIPA) di SMP NEGERI 2
KUTACANE dari siswa-siswi kelas VIII dan IX telah teridentifikasi.
Kesalahan-kesalahan tersebut meliputi: dari
segi fonologi sebanyak 75 kesalahan,
kesalahan dari segi morfologi sebanyak 29, kesalahan dalam sintaksis
sebanyak 25 kesalahan. Jadi kesalahan yang paling mencolok terjadi pada
pembuatan kalimat yang efektif disusul kesalahan penggunaan huruf kapital,
pemakaian afiks, dan tidak lengkapnya fungsi-fungsi dalam kalimat.
Kesalahan-kesalahan tersebut diharapkan
dapat tereduksi dengan beberapa langkah pembelajaran remedi yang berupa
pemberian informasi tentang kesalahan-kesalahan berbahasa yang dilakukan
pembelajar, koreksi secara berpasangan dan koreksi individual, pemberian
contoh-contoh yang benar atas kesalahan-kesalahan yang terjadi, pemberian
deretan-deretan morfologis dan kata-kata bersinonim dalam konteks, serta
diskusi bersama pembelajar tentang penyebab kesalahan berbahasa yang mereka
lakukan.
Kesimpulan
Hasil analisis yang diperoleh dari sepuluh (10)
karangan siswa-siswi SMP Negeri 2 Kutacane, telah ditemukan beberapa kesalahan
secara keseluruhan dari segi fonologi sebanyak 75 kesalahan, dari tataran
morfologinya sebanyak 29 kesalahan, sedangkan dari tataran sintaksisnya
sebanyak 25 kesalahan.
Dari jenis kesalahan yang telah dilakukan oleh siswa/
pembelajar bahasa indonesia dari segi mengarang yang disebutkan diatas,
sehingga dapat dijadikan sebagai materi untuk perbaikan/ remedi terhadap siswa
oleh guru yang bersangkutan sehingga
kesalahan-kesalahan seperti itu tidak terulang kembali serta siswa-siswi
semakin paham dengan tata bahasa dalam bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Dardjowidjodjo,
Soenjono. 1995. “Masalah dalam Pengajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing
di Indonesia”. Kongres Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur
Asing , 28-30 Agustus 1995 di Universitas Indonesia, Jakarta.
George, H.V. 1972. Common Errors in Language Learning ; Insight From English. Massachusetts :
Newbury House Publisher.
Lightbown,
Patsy M dan Nina Spada. 1999. How
Languages Are Learned (Revised Edition). Oxford : Oxford University Press
Nimmanupap, Sumalee. 1998. “Pengajaran
Bahasa Indonesia untuk pembelajar Asing
di Thailand”, Makalah
Kongres Bahasa Indonesia VII, Jakarta, 26-30 Oktober 1998.
Norissh, John. 1983. Language Learners and Theirs Errors.
London : The Macmillan Press.
O’Grady, William dan
Michael Dobrovolsky. 1989. Contemporary
Linguistics : An Introduction.
New York : St. Martin’s Press.
Rivai, S. Faizah Soenoto. 1998. “Pengajaran
Bahasa Indonesia untuk Pembelajar Asing di Italia” Makalah Kongres Bahasa
Indonesia VII, Jakarta, 26-30 Oktober 1998.
Tarigan, Henry Guntur.
1988. Pengajaran Analisis Kesalahan
Berbahasa. Bandung : Penerbit Angkasa.
Wojowasito, 1977, Pengajaran
Bahasa Kedua (Bahasa Asing, Bukan Bahasa
Ibu), Bandung: Shinta Dharma.
______________________.
1989. Pengajaran Remedi Bahasa: Suatu Penelitian Kepustakaan. Jakarta:
Depdikbud.
Catatan : Hasil Karangan Siswa Yang Dijadikan Sampel, Tidak Saya Lampirkan. (semoga materi ini dapat bermanfaat bagi anda.)
2 komentar:
terima kasih bro..
berkat ente tugas ane selesai...
mampir juga yah....
http://setiobekti27.wordpress.com/biologi/
sama-sama. saya turut senang dapat membantu anda.
Posting Komentar