BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sastra merupakan penggambaran
kehidupan yang dituangkan melalui media tulisan. Terdapat hubungan yang erat
antara sastra dan kehidupan, karena fungsi sosial sastra adalah bagaimana ia
melibatkan dirinya ditengah-tengah kehidupan masyarakat (Semi, 1989:56).
Melalui sastra, pola pikir seseorang
atau kelompok masyarakat dapat terpengaruh. Karena sastra merupakan salah satu
kebudayaan, sedangkan salah satu unsur kebudayaan adalah sebagai sistem nilai.
Oleh karena itu, di dalam sebuah karya sastra tentu akan terdapat
gambaran-gambaran yang merupakan sistem nilai. Nilai-nilai yang ada itu
kemudian dianggap sebagai kaidah yang dipercaya kebenarannya, sehingga pola
pikir masyarakat dapat terbentuk melalui karya sastra.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sastra, Masyarakat dan Budaya
Tidak bisa dipungkiri bahwa untuk
memahami segala sesuatu, siapapun harus mengetahui definisinya, begitu pula
bila kita hendak memahami sastra, masyarakat dan budaya. Sebenarnya tiga unsur
yang sangat sinkron ini merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan
sebab antara ketiganya tidak jauh berbeda dengan bahasa dan sastra, yaitu
tergambar seperti jasad dan roh , artinya bila ketiganya dipisahkan maka
seperti jasad tanpa roh (baca : mati) atau sebaliknya seperti roh tanpa jasad
(baca : hantu) Maka berikut adalah definisi sastra,
masyarakat dan budaya :
Sastra
Sastra merupakan kata serapan dari
bahasa Sansekerta śāstra, secara harfiyah berarti teks yang mengandung
instruksi atau pedoman, adapun secara istilah sastra adalah kegiatan seni yang
mempergunakan bahasa dan garis simbol- simbol lain sebagai alat, dan bersifat imajinatif. Ada tiga
pengelompokan sastra yang berkaitan dengan pengertian sastra, yaitu ilmu
sastra, teori sastra, dan karya sastra.
Ilmu sastra adalah ilmu pengetahuan
yang menyelidiki secara ilmiah berdasarkan metode tertentu mengenai segala hal
yang berhubungan dengan seni sastra. Ilmu sastra sebagai salah satu aspek
kegiatan sastra meliputi Teori sastra (cabang ilmu sastra yang mempelajari
tentang asas-asas, hukum-hukum, prinsip dasar sastra, seperti struktur,
sifat-sifat, jenis-jenis, serta sistem sastra), Sejarah sastra, (ilmu yang
mempelajari sastra sejak timbulnya hingga perkembangan yang terbaru) dan Kritik
sastra (ilmu yang mempelajari karya sastra dengan memberikan pertimbangan dan
penilaian terhadap karya sastra. Kritik sastra dikenal juga dengan nama telaah
sastra) serta Filologi, yaitu cabang ilmu sastra yang meneliti segi kebudayaan
untuk mengenal tata nilai, sikap hidup, dan semacamnya dari masyarakat yang
memiliki karya sastra.
Seni sastra adalah proses kreatif menciptakan
karya seni dengan bahasa yang baik, seperti puisi, cerpen, novel, atau drama.
Masyarakat
Masyarakat berasal dari akar kata
bahasa Arab syaraka yang artinya ikut serta atau berpartisipasi , secara
definitive masyarakat adalah kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup
bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu,
mempunyai kebudayaan sama serta melakukan kegiatan social.
Masyarakat dalam kajian ini ditekankan sebagai penikmat dan komentator sastra melalui budaya natural alami berdasarkan lingkup sosial didalamnya. Sebab bagaimanapun nilai-nilai kemayarakatan minimal akan dicerminkan dan diekspresikan oleh sastrawan
Masyarakat dalam kajian ini ditekankan sebagai penikmat dan komentator sastra melalui budaya natural alami berdasarkan lingkup sosial didalamnya. Sebab bagaimanapun nilai-nilai kemayarakatan minimal akan dicerminkan dan diekspresikan oleh sastrawan
Ciri - ciri masyarakat adalah:
1. Berangotakan minimal dua orang.
2. Anggotanya sadar sebagai satu
kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang
cukup lama yang berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota
masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama,
menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan
Budaya
Budaya berasal dari bahasa
Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia , ada perbedaan
mencolok antara budaya dan kebudayaan yaitu budaya ialah berupa cipta, karsa
dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa serta rasa.
Budaya maupun kebudayaan sangat erat
kaitannya dengan bahasa, kepercayaan, nilai, norma, perilaku dan bahkan obyek material
yang di wariskan dari suatu generasi ke generasi berikutnya Maka untuk memahami budaya kita
harus melihat sistem ide gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi social,
religi, seni, sastra dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu
manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
B.
Hubungan (Keterkaitan) Antara Sastra, Masyarakat dan Budaya
Sastra merupakan bagian dari
kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan kita tidak dapat melihatnya sebagai
sesuatu yang statis, yang tidak berubah, tetapi merupakan sesuatu yang dinamis,
yang senantiasa berubah. Hubungan antara kebudayaan dan masyarakat itu sangat
erat, karena kebudayaan itu sendiri, menurut pandangan antropolog, adalah cara
suatu kumpulan manusia atau
masyarakat mengadakan sistem nilai, yaitu berupa aturan yang menenukan suatu
benda atau perbuatan lebih tinggi nilainya, lebih dikehendaki, dari yang lain.
Kebanyakan ahli antropologi melihat kebudayaan itu sebagai satu keseluruhan,
dimana sistem sosial itu sendiri adalah sebagian dari kebudayaan.
Hubungan
Antara Sastra dan Masyarakat
Keterkaitan antara sastra dan
masyarakat bisa kita lihat dari sudut pandang terkecil, ilustrasinya yaitu
pertama, sastra merupakan keindahan yang diungkapkan dengan bahasa yang
pendengar, penikmat, konsumen dan penerimanya adalah masyarakat. Kedua,
sastrawan atau penyair adalah bagian dari masyarakat dan mendapat pengakuan
dari masyarakat pula. Maka beberapa ahli menuturkan hubungan antara sastra dan
masyarakat bisa dilihat dari ciri-ciri :
1. Sastra dipelajari berkaitan dengan
masyarakat
2. Sastra terjadi dalam konteks social
3. Sastra mencerminkan dan
mengekspresikan kehidupan bermasyarakat
4. Sastra hanya berkaitan
kemasyrakatan seperti percintaan, ekonomi dan politik
5. Memakai istilah yang mengacu pada
berbagai aktifitas masyarakat
Hubungan
Antara Sastra dan Budaya
Bila kita pernah mengkaji novel
masyhur Siti Nurbaya karya Marah Rusli, maka secara otomatis akan bisa memahami
hubungan keterkaitan antara sastra dan budaya. Mengapa? Sebab novel klasik ini
mampu membuka pola pikir masyarakat kita yang sejak zaman dahulu mengenal
budaya kawin paksa. Novel tersebut memberikan kesan kepada pembaca bahwa kawin
paksa merupakan suatu hal yang negatif. Banyak hal-hal negatif yang muncul
akibat proses kawin paksa.Nah, maka dengan adanya novel tersebut pola pikir
masyarakat cenderung berubah. Terutama dalam segi kehidupan berkeluarga.
Hubungan
Antara Masyarakat dan Budaya
Sebagai masyarakat Indonesia,
tentunya kita pernah mendengar istilah ‘jam karet’ yang mana asumsinya adalah
waktu yang terus-menerus molor. Ini merupakan contoh kecil hubungan antara
masyarakat dan budaya di Indonesia, sebab bila bercermin pada negara lain, bisa
dipastikan budaya (baca : kebiasaan) seperti ‘jam karet’ dipastikan tidak ada.
Kenapa hal ini bisa terjadi? Jawabannya jelas karena antara kebiasasaan
masyarakat yang bertele-tete sudah ‘membumi’ pada budaya kita. Jadi hal ini
sesuai dengan teori ilmuwan Linguistik Edward Sapir bahwa budaya masyarakat
bisa dipastikan dengan kebiasaannya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta śāstra,
secara harfiyah berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman, adapun
secara istilah sastra adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan garis
simbol- simbol lain sebagai alat, dan bersifat imajinatif.
Masyarakat berasal dari akar kata
bahasa Arab syaraka yang artinya ikut serta atau berpartisipasi , secara
definitive masyarakat adalah kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup
bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu,
mempunyai kebudayaan sama serta melakukan kegiatan social.
Budaya berasal dari bahasa
Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia , ada perbedaan
mencolok antara budaya dan kebudayaan yaitu budaya ialah berupa cipta, karsa
dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa serta rasa.
DAFTAR PUSTAKA
Faruk. 1999. Pengantar Sosiologi Sastra; dari
Strulturalisme Genetik sampai Post-Modernisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Semi, Atar. 1989. Kritik Sastra. Bandung: Angkasa
Teeuw, A. 2003. Sastera Dan Ilmu Sastera. Jakarta: Pustaka Jaya
Wiyatmi. 2006. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar