Laman

Jumat, 23 November 2012

makalah kritik sastra


BAB I
PENDAHULUAN


Latar Belakang
Sastra merupakan penggambaran kehidupan yang dituangkan melalui media tulisan. Terdapat hubungan yang erat antara sastra dan kehidupan, karena fungsi sosial sastra adalah bagaimana ia melibatkan dirinya ditengah-tengah kehidupan masyarakat (Semi, 1989:56).
Melalui sastra, pola pikir seseorang atau kelompok masyarakat dapat terpengaruh. Karena sastra merupakan salah satu kebudayaan, sedangkan salah satu unsur kebudayaan adalah sebagai sistem nilai. Oleh karena itu, di dalam sebuah karya sastra tentu akan terdapat gambaran-gambaran yang merupakan sistem nilai. Nilai-nilai yang ada itu kemudian dianggap sebagai kaidah yang dipercaya kebenarannya, sehingga pola pikir masyarakat dapat terbentuk melalui karya sastra.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Sastra, Masyarakat dan Budaya
Tidak bisa dipungkiri bahwa untuk memahami segala sesuatu, siapapun harus mengetahui definisinya, begitu pula bila kita hendak memahami sastra, masyarakat dan budaya. Sebenarnya tiga unsur yang sangat sinkron ini merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan sebab antara ketiganya tidak jauh berbeda dengan bahasa dan sastra, yaitu tergambar seperti jasad dan roh , artinya bila ketiganya dipisahkan maka seperti jasad tanpa roh (baca : mati) atau sebaliknya seperti roh tanpa jasad (baca : hantu) Maka berikut adalah definisi sastra, masyarakat dan budaya :
Sastra
Sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta śāstra, secara harfiyah berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman, adapun secara istilah sastra adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan garis simbol- simbol lain sebagai alat, dan bersifat imajinatif. Ada tiga pengelompokan sastra yang berkaitan dengan pengertian sastra, yaitu ilmu sastra, teori sastra, dan karya sastra.
Ilmu sastra adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki secara ilmiah berdasarkan metode tertentu mengenai segala hal yang berhubungan dengan seni sastra. Ilmu sastra sebagai salah satu aspek kegiatan sastra meliputi Teori sastra (cabang ilmu sastra yang mempelajari tentang asas-asas, hukum-hukum, prinsip dasar sastra, seperti struktur, sifat-sifat, jenis-jenis, serta sistem sastra), Sejarah sastra, (ilmu yang mempelajari sastra sejak timbulnya hingga perkembangan yang terbaru) dan Kritik sastra (ilmu yang mempelajari karya sastra dengan memberikan pertimbangan dan penilaian terhadap karya sastra. Kritik sastra dikenal juga dengan nama telaah sastra) serta Filologi, yaitu cabang ilmu sastra yang meneliti segi kebudayaan untuk mengenal tata nilai, sikap hidup, dan semacamnya dari masyarakat yang memiliki karya sastra.
 Seni sastra adalah proses kreatif menciptakan karya seni dengan bahasa yang baik, seperti puisi, cerpen, novel, atau drama.
Masyarakat
Masyarakat berasal dari akar kata bahasa Arab syaraka yang artinya ikut serta atau berpartisipasi , secara definitive masyarakat adalah kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan kegiatan social.
Masyarakat dalam kajian ini ditekankan sebagai penikmat dan komentator sastra melalui budaya natural alami berdasarkan lingkup sosial didalamnya. Sebab bagaimanapun nilai-nilai kemayarakatan minimal akan dicerminkan dan diekspresikan oleh sastrawan
Ciri - ciri masyarakat adalah:
1. Berangotakan minimal dua orang.
2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama, menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan
Budaya
Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia , ada perbedaan mencolok antara budaya dan kebudayaan yaitu budaya ialah berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa serta rasa.
Budaya maupun kebudayaan sangat erat kaitannya dengan bahasa, kepercayaan, nilai, norma, perilaku dan bahkan obyek material yang di wariskan dari suatu generasi ke generasi berikutnya Maka untuk memahami budaya kita harus melihat sistem ide gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi social, religi, seni, sastra dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
B. Hubungan (Keterkaitan) Antara Sastra, Masyarakat dan Budaya
Sastra merupakan bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan kita tidak dapat melihatnya sebagai sesuatu yang statis, yang tidak berubah, tetapi merupakan sesuatu yang dinamis, yang senantiasa berubah. Hubungan antara kebudayaan dan masyarakat itu sangat erat, karena kebudayaan itu sendiri, menurut pandangan antropolog, adalah cara suatu kumpulan manusia atau masyarakat mengadakan sistem nilai, yaitu berupa aturan yang menenukan suatu benda atau perbuatan lebih tinggi nilainya, lebih dikehendaki, dari yang lain. Kebanyakan ahli antropologi melihat kebudayaan itu sebagai satu keseluruhan, dimana sistem sosial itu sendiri adalah sebagian dari kebudayaan.
Hubungan Antara Sastra dan Masyarakat
Keterkaitan antara sastra dan masyarakat bisa kita lihat dari sudut pandang terkecil, ilustrasinya yaitu pertama, sastra merupakan keindahan yang diungkapkan dengan bahasa yang pendengar, penikmat, konsumen dan penerimanya adalah masyarakat. Kedua, sastrawan atau penyair adalah bagian dari masyarakat dan mendapat pengakuan dari masyarakat pula. Maka beberapa ahli menuturkan hubungan antara sastra dan masyarakat bisa dilihat dari ciri-ciri :
1. Sastra dipelajari berkaitan dengan masyarakat
2. Sastra terjadi dalam konteks social
3. Sastra mencerminkan dan mengekspresikan kehidupan bermasyarakat
4. Sastra hanya berkaitan kemasyrakatan seperti percintaan, ekonomi dan politik
5. Memakai istilah yang mengacu pada berbagai aktifitas masyarakat
Hubungan Antara Sastra dan Budaya
Bila kita pernah mengkaji novel masyhur Siti Nurbaya karya Marah Rusli, maka secara otomatis akan bisa memahami hubungan keterkaitan antara sastra dan budaya. Mengapa? Sebab novel klasik ini mampu membuka pola pikir masyarakat kita yang sejak zaman dahulu mengenal budaya kawin paksa. Novel tersebut memberikan kesan kepada pembaca bahwa kawin paksa merupakan suatu hal yang negatif. Banyak hal-hal negatif yang muncul akibat proses kawin paksa.Nah, maka dengan adanya novel tersebut pola pikir masyarakat cenderung berubah. Terutama dalam segi kehidupan berkeluarga.
Hubungan Antara Masyarakat dan Budaya
Sebagai masyarakat Indonesia, tentunya kita pernah mendengar istilah ‘jam karet’ yang mana asumsinya adalah waktu yang terus-menerus molor. Ini merupakan contoh kecil hubungan antara masyarakat dan budaya di Indonesia, sebab bila bercermin pada negara lain, bisa dipastikan budaya (baca : kebiasaan) seperti ‘jam karet’ dipastikan tidak ada. Kenapa hal ini bisa terjadi? Jawabannya jelas karena antara kebiasasaan masyarakat yang bertele-tete sudah ‘membumi’ pada budaya kita. Jadi hal ini sesuai dengan teori ilmuwan Linguistik Edward Sapir bahwa budaya masyarakat bisa dipastikan dengan kebiasaannya.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta śāstra, secara harfiyah berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman, adapun secara istilah sastra adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan garis simbol- simbol lain sebagai alat, dan bersifat imajinatif.
Masyarakat berasal dari akar kata bahasa Arab syaraka yang artinya ikut serta atau berpartisipasi , secara definitive masyarakat adalah kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan kegiatan social.
Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia , ada perbedaan mencolok antara budaya dan kebudayaan yaitu budaya ialah berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa serta rasa.

DAFTAR PUSTAKA

Faruk. 1999. Pengantar Sosiologi Sastra; dari Strulturalisme Genetik sampai Post-Modernisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Semi, Atar. 1989. Kritik Sastra. Bandung: Angkasa
Teeuw, A. 2003. Sastera Dan Ilmu Sastera. Jakarta: Pustaka Jaya
Wiyatmi. 2006. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka.



Tidak ada komentar: